BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Meninggalkan kereta dan gadis itu untuk kami. Nyawa kalian sembilan orang di tukar dengan gerobak benda mati dan seorang gadis kecil mungil. Sudah cukup adil dan menguntungkan bagi kalian,bukan?”
Jawaban ini tentu saja merupakan jawaban yang sengaja mencari perkara, maka Chi Kan, permimpin piauwsu itu menjadi merah mukanya. Dengan sikap gagah ia berkata, “Hemm, agaknya kalian hendak memilih jalan keras.
Baiklah perkenalkan namamu dan nama gerombolanmu sebelum kami mengambil keputusan atas permintaanmu tadi.”
Si Brewok kembali tertawa sambil menengadahkan mukanya ke langit. “Ha-ha-ha! Pantas kalau kalian belum mengenalku, memang perang dan kekacauan yang merobah kami menjadi begini! Aku adalah bekas perwira pasukan Kerait dan mereka ini adalah anak buahku!”
“Ah, kalau begitu lebih baik lagi! Sebagai seorang perwira Kerait yang tidak memusuhi Kerajaan Sung, tidak boleh engkau mengganggu barang kawalanku.”
“Hendaknya diketahui bahwa barang-barang ini adalah barang sumbangan dari pedagang dan pembesar setempat untuk pernikahan puteri Kaisar dengan Raja Yucen!” kata Chi Kan yang hendak menggunakan nama Kerajaan Sung dan Yucen untuk mengundurkan orang-orang Kerait itu tanpa pertempuran.
Akan tetapi, permimpin rombongan piauwski ini kecelik karena orang brewokan itu tertawa bergelak mendengar ucapannya dan menjawab.
“Kebetulan sekali kalau begitu! Bangsa Yucen adalah musuh kami, dan Kerajaan Sung bukanlah sahabat kami. Serahkan saja gerobak itu dan gadis cilik itu, dan kalian boleh pergi dengan aman!”
“Perampok busuk!” Chi Kan menjadi marah sekali dan tampak sinar berkilauan ketika golok peraknya menyambar ke arah leher Si Brewok, mengeluarkan angin yang berdesingan bunyinya.
Kakek bangsa Kerait itu sambil tertawa miringkan tubuhnya dan tangan kirinya bergerak cepat menangkis ke arah sinar putih itu dengan jari terbuka.
“Krekkk!!”
Chi Kan terkejut bukan main dan sambil berseru kaget ia meloncat ke belakang, memandang golok peraknya yang sudah patah!
Dia adalah murid kepala dari Gin-to Piauw-kiok, akan tetapi dalam segebrakan saja orang Kerait itu telah mematahkan goloknya hanya dengan tangkisan tangan kosong!
Sekarang dapat dimengerti mengapa bekas perwira Kerait itu berani maju dengan tangan kosong, kiranya tangannya itu memiliki keampuhan melebihi golok atau pedang!
“Ha-ha-ha, bangsa piauwsu rendahan berani membantah perintahku?” orang brewok itu berkata sambil tertawa. “Aku adalah Ganya, jagoan Kerait yang belum permah bertemu tanding!”
Para piauwsu menjadi gentar, akan tetapi mereka tentu saja tidak akan menyerahkan gerobak yang mereka kawal dan akan melindunginya dengan nyawa mereka.
Adapun Khu Tek San yang menyaksikan kelihaian orang Kerait yang bernama Ganya itu dan mendengar namanya, teringatlah ia karena ketika ia menjadi panglima di Yucen.
Pernah ia mendengar narma ini yang kabarnya memiliki kepandaian hebat dan tenaga yang luar biasa. la maklum bahwa para piauwsu takkan marmpu…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader