BEBASBARU.ID, DUNIA ISLAM – Pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari raya Idul Fitri atau Lebaran adalah jatuh pada hari Rabu 10 April 2024.
Pengumuman ini dilakukan langsung melalui konprensi pers di Jakarta Rabu (09/04/2024) malam.
Ini sekaligus menyamakan Lebaran dengan PP Muhammadiyah, yang sebelumnya sudah memutuskan kalau Lebaran jatuh pada Rabu besok.
Muhammadiyah berpatokan pada kalender Hijriah, yang selalu genap 30 hari, tanpa gunkan hilal atau kalender masehi.
Keputusan tersebut berdasar Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Dilansir dari laman resminya pada hari ini, tinggi bulan pada saat matahari terbenam pada 9 April 2024 di Yogyakarta adalah -07° 48′ LS dan 2 = 110° 21′ BT) +06° 08′ 28″ atau yang berarti hilal sudah wujud.
Sementara Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemerintah sejak dulu selalu menggunakan hilal dan hisab sebagai penentuan awal puasa dan lebaran.
Hasilnya berdasarkan penentuan hilal di beberapa titik, sudah terlihat hilal di atas 3 dan 4.
Tak hanya itu, di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam, bulan juga sudah berada di atas ufuk.
Informasi mengenai hilal tersebut berdasarkan data yang dikutip dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H.
Adapun pemerintah, masih menunggu sidang isbat yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Agama dalam menetapkan Idul Fitri 1445 H.
Dalam Media Gathering Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang digelar Sabtu, 6 April lalu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menghormati keputusan yang diambil pemerintah.
Kendati demikian, Haedar berharap ke depannya ada satu kalender Hijriyah yang bersifat global. “Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) ini nantinya jika diberlakukan secara global.
Maka tidak akan ada lagi terjadi perbedaan penetapan bulan-bulan krusial seperti Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah,” kata Haedar dalam keterangan tertulisnya di laman resmi Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah, lanjut Haedar, dengan rendah hati dan terus mengkomunikasikan agar umat Islam bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia perlu mengarah pada KHGT.
Haedar menjelaskan, KHGT merupakan komitmen nyata Muhammadiyah dalam menyatukan kalender hijriah yang berlaku secara internasional.
“Sehingga kemudian, dapat memberikan kepastian (eksak) hal ihwal penanggalan, khususnya penanggalan khusus Hijriah.
“Namun untuk mewujudkannya butuh proses panjang sampai diterima secara luas di kehidupan,” kata Haedar.***