BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Seranan Israel yang makin membabi buta terhadap warga Palestina membuat PBB merasa negri sendiri.
Namun, apalah daya, lembaga ini benar-benar tak kuasa akibat hak veto yang di lakukan Amerika Serikat.
Negeri yang politisinya di kuasai klan Yahudi ini, selalu menolak apapun kebijakan yang di rasa merugikan anak emasnya, Israel.
Bahkan walaupun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres merasa ngeri melihat serangan Israel ke konvoi ambulans di Gaza.
Israel tetap tak berhenti lakukan kekejaman dan menyerang warga Palestina, di mana pun para warga bersembunyi.
“Saya merasa ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit Al-Shifa,” kata Guterres, dikutip BEBASBARU ID, pada CNN Sabtu (04/11/2023).
“Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sungguh mengerikan,” imbuhnya.
Guterres juga menyerukan agar serangan di Gaza dihentikan. Dia menyebut hampir sebulan warga sipil di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak, telah dikepung, tak diberi bantuan, dibunuh, dan rumahnya dibom.
“Makanan, air dan obat-obatan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hampir tidak mencukupi. Bahan bakar untuk listrik rumah sakit dan pembangkit listrik tenaga air hampir habis,” katanya.
Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah ambulans di luar Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City, Jumat (03/11/2023) waktu setempat, yang membunuh belasan dan melukai puluhan orang.
Dilaporkan CNN, sejumlah video dari lokasi kejadian menunjukkan orang-orang berlumuran darah dan berserakan di tanah sekitar ambulans yang ringsek. Menurut otoritas kesehatan Hamas, setidaknya ada 15 orang tewas dan 50 orang lainnya terluka.
Dalam pernyataan, Israel mengklaim menargetkan ambulans tersebut karena digunakan oleh Hamas.
“Sebuah pesawat IDF [Israel Defense Forces] menyerang sebuah ambulans yang teridentifikasi digunakan oleh sel Hamas di dekat posisi mereka di zona pertempuran,” kata pernyataan IDF.
“Sejumlah anggota Hamas tewas dalam serangan tersebut. Kami memiliki informasi yang menunjukkan bahwa metode operasi Hamas adalah dengan mentransfer anggota teror dan senjata dengan ambulans,” klaim IDF.
Namun seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut pada Jumat (3/11) waktu setempat, bahwa ambulans tersebut merupakan bagian dari konvoi medis yang berasal dari rumah sakit.
Konvoi itu melakukan perjalanan ke perbatasan Rafah dan mereka sudah memberi tahu Komite Palang Merah Internasional (ICRC) terkait agenda tersebut.
Pihak ICRC pun mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui jadwal konvoi kendaraan yang membawa banyak pasien dari utara Gaza ke selatan.***