BEBASBARU.ID, NASIONAL – Ada satu bencana yang tak bisa di prediksi kapan terjadi, tapi menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang tak sedikit.
Yakni bumi bergetar, yang efeknya dahsyat dan bisa luluh lantakan bumi, efeknya sangat luar biasa !
Tak tanggung-tanggung pulau terpadat di Indonesia akan menjadi tempat terjadinya gempat bumi dahsyat tersebut, atau di sebut dengan Megatrust.
Saat di kabarkan, sejumlah zona megathrust mengepung Pulau Jawa dari selatan. Gempa akibat pelepasan energi yang besar dari area ini bisa memicu tsunami. Berikut daftarnya.
Megathrust merupakan daerah pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami dahsyat. Zona ini diperkirakan bisa melepaskan energi secara berulang dalam siklus hingga ratusan tahun.
Dikutip BEBASBARU.ID dari CNNIndonesia, Sabtu (17/08/2024, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan ada ancaman dari dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tak ‘pecah’.
Hal tersebut ia sampaikan usai gempa dengan Magnitudo 7,1 yang memicu tsunami di Jepang bersumber dari Megathrust Nankai, yang adalah salah satu zona seismic gap, Jumat (8/8).
“Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap ‘Seismic Gap’ Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9),” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Minggu (11/8).
Seismic gap merupakan zona sumber gempa potensial, tetapi belum mengalami gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” tutur Daryono.
Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, segmen Megathrust Mentawai-Suberut dan Megathrust Selat Sunda terakhir kali menyebabkan bumi bergetar pada kurun waktu lebih dari ratusan tahun lalu.
Megathrust Selat Sunda yang memiliki panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran (slip rate) 4 cm per tahun, tercatat pernah ‘pecah’ pada 1699 dan 1780 dengan kekuatan M 8,5.
Sementara Megathrust Mentawai-Siberut yang memiliki punya panjang 200 km dan lebar 200 km, serta slip rate 4 cm per tahun, pernah gempa pada 1797 dengan M 8,7 dan pada 1833 dengan M 8,9.
Tak hanya dua megathrust tersebut, berdasarkan peta yang sama terdapat 13 megathrust yang mengepung Indonesia.
Beberapa di antaranya telah mengalami pecah segmen hingga membentuk segmen yang baru, seperti Segmen Mentawai yang terbagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.
Kemudian, ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen, yakni segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.
Meski bisa memperkirakan potensi kekuatan gempanya, para pakar tidak dapat memprediksi kapan megathrust akan ‘pecah’.
“Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut,” tulis BMKG dalam sebuah keterangan.
Lebih lanjut, sejumlah studi mengungkap megathrust ini, termasuk yang berada di dekat Jawa, berpotensi memicu tsunami hingga puluhan meter.
Dengan demikian, Jawa sebagai pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia harus waspada.
Berikut daftar lengkap segmen megathrust yang mengancam Jawa seperti dikutip dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017:
Megathrust Bali
Potensi Magnitudo maksimum: 9,0
Pergeseran per tahun: 4 cm
Dimensi: panjang 500 km, lebar 200 km
Sejarah gempa: belum ada catatan
Megathrust Jateng-Jatim
Potensi Magnitudo maksimum: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
Dimensi: panjang 440 km, lebar 200 km
Sejarah gempa: M M 7,2 pada 1916; M 7,8 pada 1994
Megathrust Selat Sunda-Banten
Potensi Magnitudo maksimum: 8,8
Pergeseran per tahun: 4 cm
Dimensi: panjang 280 km, lebar 200 km
Sejarah gempa: Magnitudo 8,5 pada 1699 dan 1780
Megathrust Jawa Barat
Potensi Magnitudo maksimum: 8,8
Pergeseran per tahun: 4 cm
Dimensi: panjang 320 km, lebar 200 km
Sejarah gempa: M 8,1 pada 1903; M 7,8 pada 2006