BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – tetapi, kalau aku tldak membalas dendam kematlan kakakku, agaknya aku akan menjadi gila! Aku akan mati dalam hidup merana dan selalu dlgoda bayangan Kakak Talibu yang menuntut dlbalaskan kematiannya.
Aaahh, Lam-ko, betapa tersiksa selama beberapa malam ini… didatangi bayangan Kakak Talibu…. “ Mutiara Hitam menangls lagi terisak-isak.
Diam-diam Hauw Lam terkejut sekali. Dia mengerti bahwa’ memang ikatan batin dan lkatan getaran yang lebih halus dan lebih dekat antara saudara kembar. Maka Ia mengeraskan hatinya dan bertanya.
“Janganlah engkau merasa bersalah kepadaku dan hendak menyembunyikan, Isteriku. Sekarang katakanlah terus terang, apa yang menjadi kehendak hatimu yang selama ini kautahan-tahan dan kautekan-tekan?”
Mutiara Hitam menyusut air matanya sampai kering dan kembali ia menghadapi suaminya, sekali ini seperti biasa, tenang dan penuh kesungguhan. “Lam-ko, aku lngin pergi ke Mongol dan membunuh Raja Mongoll”
Biarpun jantung Hauw Lam berdebar karena maklum bahwa hal Itu sama saja artinya dengan membunuh diri, namun ia mengangguk dan berkata, “Balk sekali! Kapan kita berangkat, aku siap, Isteriku.”
“Inilah persoalan yang mengganggu hatiku dan membuat aku selama ini tidak dapat berterus terang. kepadamu, Lamko. Aku harus pergi sendiri!”
Berkerut sepasang alls Tang Hauw Lam ketika la memandang tajam wajah lsterlnya. “Mengapa demikian, . Lan-mo1?” Ucusan balas dendam terhadap Raja Mongol ini merupakan bahaya besar, seperti memasuki lautan apI!”
Tang Hauw Lam tertawa bergelak. “Ha-ha-ha-ha! Mutiara Hitam Apa kaukira aku lnl orang yang takut matl?”
“Jangan berkelakar. Lam-ko. Dalam urusan laln, tentu saja aku leblh suka sehldup semati dl sampingmu. Akan tetapi urusan Ini lain lagi, lnl merupakan urusan pclbadi bagiku dan aku tidak mau menarlk dirlmu menempuh bahaya besar.”
“Aku tidak suka melihat suamiku ‘ juga menjadi korban dalam urusan ini. Selain Itu, kalau kita pergi berdua, bagaimana dengan murid-murid kita?
Tidak, suamiku dan kuharap engkau suka memenuhi permohonanku sekali ini, mati atau hidup aku, aku akan berterima kasih sekali kepadamu.”
“Kwi Lan…. !” Hauw Lam menjadi kaget terharu dan merangkul isterinya. Ia tahu bahwa sekali ini isterinya tidak
main-main dan sudah mengambil keputusan tetap yang takkan dapat dirubah lagi. .
Kwi Lan merangkul dan membelai suaminya penuh kasih sayang. “Suamiku, dengarlah kata-kataku. Besok pagi aku akan pergi sendiri. Engkau bawalah dua orang murid kita ke Gunung Merak dl sebelah utara kota raja Khitan.”
“Kau ingat tempat yang dlsediakan untuk menjadi tempat pekuburan keluarga Ayahku Sullng Emas? Nah, kautunggulah aku dI sana bersama dua orang murid dan semua kitab-kltabku, juga Sepasang Pedang Iblis.”
“Kalau selesal tugasku di Mongol dan aku dapat keluar dengan selamat, aku akan menyusulmu ke sana. Kalau tidak…, andaikata aku tewas dalam tugas pribadi ini….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader