BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Han Ki dan dijebloskan kamar tahanan, ia bergegas pulang ke rumah Menteri Kam untuk membuat laporan. Menteri Kam Liong mengurut jenggotnya yang panjang, wajahnya agak pucat dan ia berkata lirih,
“Aku harus menolongnya! Harus membebaskannya, kalau perlu dengan mengorbankan diriku dengan kekerasan….”
“Suhu….!” Tek San berseru kaget.
Menteri Kam Liong memandang muridnya yang setia. “Tek San, engkau muridku yang amat baik, seperti keluargaku sendiri, maka tak perlu aku menyimpan rahasia.”
“Saudara-saudaraku cerai-berai tidak karuan, dan keturunan ayahku yang laki-laki hanya ada tiga orang, yaitu aku sendiri, mendiang Raja Khitan dan Han Ki.”
“Raja Khitan telah tewas dan aku sendiri tidak berdaya menolong adikku itu. Aku sendiri sudah tua dan tidak mempunyai anak. Kalau Han Ki tewas, bukankah keluarga Kam akan kehilangan turunan?
“Aku harus menyelamatkan dia, apa pun yang akan menimpa diriku. Tentu saja aku akan mempergunakan jalan halus membujuk Kaisar untuk mengampuni Han Ki, akan tetapi apabila tidak berhasil.
“Aku akan mempergunakan kekerasan membebaskannya. Juga kalau kedua orang anak perempuan itu benar-benar lenyap di luar pengetahuan Han Ki.”
“Aku akan mendatangi Suma Kiat dan demi Tuhan, sekali ini aku tidak akan segan-segan untuk memukul pecah kepalanya kalau sampai dia berani mengganggu Maya dan Siauw Bwee. Kau pulanglah!”
Dengan hati berat dan penuh kekhawatiran karena hal-hal yang amat tidak enak menimpa secara bertubi-tubi, Tek San lalu mengundurkan diri.
Puterinya hilang, paman gurunya ditawan, dan gurunya menghadapi kesukaran yang amat berat sedangkan dia sendiri tidak berdaya menolong!
Lebih gelisah lagi hati Khu Tek San setelah lewat tiga hari, tidak ada seorang pun di antara anak buahnya yang disuruh menyelidik mengetahui ke mana perginya dua orang anak perempuan itu!
Han Ki yang berhasil dihubungi Menteri Kam hanya menceritakan bahwa dia berpisah dengan dua orang anak itu yang pulang berdua, sedangkan dia langsung menuju ke taman istana sampai tertawan.
Ketika gurunya memanggilnya, Tek San mendapatkan gurunya itu menjadi kurus dan pucat. Betapa hebat penderitaan batin menteri itu selama tiga hari ini.
“Tek San, aku gagal mintakan ampun untuk Han Ki. Bahkan Kaisar menetapkan hukuman mati untuk Han Ki yang dilaksanakan besok. Si Bedebah Suma Kiat!”
“Dialah yang membakar hati Kaisar sehingga, Han Ki tak dapat diampuni, bahkan Kaisar marah kepadaku mengapa tidak dapat mencegah perbuatan Han Ki yang mencemarkan nama baik keluarga Kaisar!
Aku sudah mengambil keputusan, muridku. Malam ini, menjelang pagi, aku harus turun tangan membebaskan Han Ki dengan kekerasan, dan kalau berhasil, aku akan pergi bersama dia menyusul ayahku di Go-bi-san.”
“Aku hidup seorang diri, perbuatanku ini tentu akan menggegerkan, akan tetapi tidak ada keluargaku yang menderita akibatnya.
Adapun tentang dirimu sebaiknya engkau mengundurkan diri saja setelah keributan yang kusebabkan mereda.”…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader