BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Serigala lain, dan dari belakang pun srigala-srigala yang tadi sudah mengejar lagi. Celaka, pikirnya. Mengapa aku begini bodoh?
Kalau tadi meloncat ke atas pohon, tentu selamat. Kini ia telah terjepit dari depan dan belakang, tidak ada pohon di situ, yang ada hanyalah batu-batu karang bertumpuk-tumpuk.
Tiba-tiba ia melihat celah-celah di antara batu karang, yang merupakan sebuah guha kecil. Hanya itulah tempat ia dapat sembunyi, maka tanpa berpikir panjang lagi Maya lalu berlutut dan merangkak hendak memasuki guha yang amat kecil.
“Brett!” Ujung bajunya robek digigit seekor srigala dari belakang! “Wekkk!” Celana di lutut kanan juga robek.
“Setan!!” Maya menjadi marah, membalikkan tubuh, menendang srigala yang menggigit celananya sehingga binatang itu terlempar, kemudian tangannya yang sudah menyambar batu itu bergerak.
“Prakk! Kainggg…. kaingggg….!” Srigala ke dua memekik-mekik dan berkelojotan dengan kepala hampir remuk. Segera dia diserbu kawan-kawannya sendiri yang haus darah itu.
Kesempatan ini dipergunakan oleh Maya untuk menyusupkan tubuhnya ke dalam guha kecil kemudian tumit kakinya menendang-nendang batu yang menonjol di atas sehingga batu akhirnya terlepas dan jatuh menutup guha kecil!
Maya terus merangkak maju, makin lama makin gelap dan sempit, akan tetapi ia tidak mau berhenti. Siapa tahu srigala-srigala itu dapat membuka penutup guha dan tentu saja mereka dapat merangkak lebih cepat.
Kalau sampai dia tersusul di tempat sempit ini, apa yang dapat ia lakukan? Membalikkan tubuh tidak bisa, bagaimana mungkin melawan binatang-binatang itu dengan dua tumit kaki?
Tentu kakinya akan habis digerogoti, lalu sepasang daging pinggulnya! Bulu tengkuknya meremang dan ia bergidik membayangkan semua itu.
Akan tetapi tidak ada srigala yang mengejarnya. Maya tidak tahu bahwa sebangsa srigala paling takut memasuki lubang yang tidak dikenalnya.
Hanya menyalak-nyalak dari luar menantang dan memancing penghuni lubang untuk keluar. Mungkin binatang ini takut kalau-kalau ada bahaya.
Misalnya serangan ular, yang akan menyambut mereka di dalam lubang yang gelap. Akhirnya terowongan kecil itu membawa Maya ke dalam terowongan besar yang menuju ke ruangan tempat tinggal orang-orang aneh.
Akan tetapi, keadaan di situ sunyi sekali. Maya terheran-heran dan cepat ia berdiri melalui terowongan itu ke dalam ruangan besar.
Tak seorang pun nampak di situ. Ke manakah mereka? Tiba-tiba Maya mendapet pikiran bahwa mungkin sekali mereka itu beramai-ramai menuju ke pohon rahasia mereka umtuk melihat bagaimana keadaan pohon itu setelah diketemukan Maya.
Karena di luar menanti bahaya berupa anjing-anjing srigala. Maya lalu mengambil keputusan untuk menyusul orang-orang itu.
Setelah mereka melihat bahwa dia tidak mengganggu pohon, tentu mereka tidak akan marah lagi, pikirnya. Dia tidak suka kepada mereka, apalagi setelah melihat mereka membunuh dan makan daging manusia.
Akan tetapi pada saat itu, tidak ada jalan lain kecuali berbalik dengan mereka dan kelak mencari kesempatan untuk meninggalkan mereka.
Maya mendengar sorak-sorai mereka, maka ia mempercepat larinya dan akhirnya ia tiba di tebing yang curam. Tak tampak seorang pun di situ, akan tetapi suara mereka datang dari bawah tebing! Ia terheran-heran….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader