BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Yang berperahu besar itu adalah seorang jenderal dengan anak buahnya yang memberontak dan lawan mereka adalah tentara Kerajaan Sung yang harus dibasminya!
Dengan dayungnya, Maya lalu mendayung perahunya menuju ke tengah medan pertempuran. Ada anak panah yang menyeleweng dan menyambar ke arahnya.
Akan tetapi hanya dengan kebutan tangan ia berhasil meruntuhkan semua anak panah dan akhirnya ia dapat mendekatkan perahunya ke perahu besar setelah melalui kobaran api yang memakan perahu.
Dengan gerakan bagaikan seekor burung walet, tubuhnya mencelat ke atas perahu besar.
“Basmi tentara Sung yang lalim!” teriaknya dan sekali menggerakkan kaki tangan, tiga orang tentara Sung yang mengeroyok panglima besar pemberontak itu roboh.
Dengan cekatan sekali Maya merampas sebatang golok dan sebatang pedang, kemudian mengamuklah sang dara perkasa ini yang membuat Si Jenderal melongo.
Baru sekarang ini ia menyaksikan seorang dara jelita yang masih remaja, bersilat secara aneh, tangan kiri mainkan golok dengan ilmu golok sedangkan tangan kanan mainkan pedang dengan ilmu pedang.
Dalam waktu beberapa menit saja, lima orang pengeroyok roboh dan tubuh mereka mencelat keluar dari perahu besar terjatuh ke laut karena ditendang kaki-kaki yang kecil mungil itu!
Setelah kepungan terhadap diri Sang Jenderal itu berkurang sehingga Sang Jenderal dengan leluasa dapat bergerak melindungi dirinya.
Maya lalu meninggalkannya untuk mengamuk dan membabati tentara musuh yang mulai membakar layar perahu besar.
Amukannya hebat sekali dan setelah golok dan pedang rampasannya yang buruk itu rusak-rusak, ia menangkap tengkuk leher seorang perwira Sung yang berhasil naik ke perahu besar.
kemudian merampas pedang dan sarung pedangnya yang indah, dan sekali menggerakkan tangan ia melempar tubuh sang perwira Sung dari perahu besar pula.
Dan kini dara perkasa itu mengamuk dengan pedang di tangan kanan dan sarung pedang di tangan kiri.
Akan tetapi di sebelah belakang perahu besar terjadi keributan hebat. Maya cepat menengok dan alangkah kagetnya ketika ia menyaksikan pemandangan aneh.
Dua orang laki-laki yang tubuhnya menempel satu sama lain, dua orang dampit, mengamuk dan membantu tentara kerajaan Sung!
Gerakan mereka tangkas dan aneh sekali, dan Maya segera teringat akan cerita suhengnya akan sepasang manusia dampit yang amat lihai, bersembunyi di tempat keramat Pulau Nelayan.
Pada saat itu, perwira pemberontak yang brewok, yang gagah perkasa menerjang marah kepada sepasang orang dampit yang merobohkan banyak anak buahnya.
Perwira muda itu menerjang dengan pedang panjangnya, menyerang dua orang yang tubuhnya menjadi satu dan bersambung di bagian punggung.
Akan tetapi, Si Dampit itu, lihai bukan main karena empat buah tangan mereka bergerak secara berbareng dan tahu-tahu pedang di tangan panglima muda itu telah dirampas.
Pundak Si Panglima Muda dicengkeram dan di lain saat Sang Panglima Muda pemberontak sudah ditawan dan dikempit dalam keadaan lumpuh tertotok!
“Tawan dan bawa dia ke sini!” Terdengar perintah dari sebuah di antara perahu kecil. Maya menjadi marah sekali. Begitu melihat sepasang manusia dampit….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader