BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sudah timbul kebenciannya. Apalagi melihat mereka telah menawan panglima muda pemberontak yang sedang dibelanya.
Maka ia pun merobohkan para pengeroyok dengan pedangnya yang digerakkan secara luar biasa cepatnya, kemudian tubuhnya meloncat ke arah sepasang orang dampit.
Pedangnya menyambar, sekaligus membabat dua buah kepala orang dampit itu.
“Wuuuuttt…. tranggg….!”
Maya terkejut karena tenaga manusia-manusia dampit itu ternyata amat kuat sehingga pedangnya tergetar.
Namun, manusia dampit itu lebih kaget lagi karena pedang dara yang ditangkis itu kini telah melakukan gerakan melengkung dan tahu-tahu sudah menyambar ke arah empat buah kaki mereka.
Cepat mereka meloncat ke atas dan Maya mendapat kenyataan bahwa dua orang dampit itu tidak saja kuat sin-kangnya, akan tetapi juga amat lihai gin-kangnya.
“Lepaskan dia….!” Maya membentak dan mengirim serangan bertubi-tubi. Selama berada di Pulau Es, dia dan sumoinya paling tekun mempelajari ilmu pedang.
Dan ilmu pedang yang mereka latih bersama Han Ki adalah ilmu pedang ciptaan Bu Kek Siansu, hebatnya bukan main.
Baru sinar pedangnya saja sudah berbahaya sekali, dapat merobohkan lawan, apalagi kini ia mendesak dari jarak dekat!
Sepasang manusia dampit itu tadinya memandang rendah dan mengandalkan tiga buah tangan mereka, karena yang sebuah mengempit tubuh Si Panglima Muda, untuk melawan Maya.
Namun, sepasang senjata di kedua tangan Maya, yaitu pedang dan sarung pedangnya, amatlah hebat gerakannya.
Selain aneh gerakannya juga cepat bukan main dan mengandung tenaga sin-kang yang dingin menusuk tulang.
Setiap kali senjata kedua orang dampit itu bertemu pedang di tangan Maya, kedua orang itu menggigil dan terdengar seorang di antara mereka yang kepalanya botak, berseru,
“Gadis siluman!”
Orang ke dua yang berambut riap-riapan berseru, “Loncat turun, bawa dia lari!”
Si Kepala Botak yang mengempit tubuh panglima muda dengan tangan kanannya, membuat gerakan maut, dibantu oleh kaki Si Rambut Panjang yang juga mengenjot tubuhnya.
Karena loncatan mereka digerakkan oleh enjotan empat buah kaki, tubuh mereka melayang cepat keluar dari perahu besar.
Mereka meloncat ke atas atap sebuah perahu kecil dan terus melompat dari situ ke perahu lain, agaknya hendak membawa tawanan mereka ke perahu dari mana tadi terdengar suara perintah pemimpin mereka.
Akan tetapi, Maya juga meloncat, gerakannya seperti burung walet, amat cepatnya melakukan pengejaran.
“Ke mana kau hendak lari, setan dampit?” bentaknya, pedangnya berkelebat menyambar dari belakang. Si Rambut Panjang yang berada di sebelah belakang, menangkis dengan pedangnya.
Kemudian sisihannya sudah melompat lagi, kini tidak melompat ke perahu, melainkan melompat ke…. air!
Maya terkejut, mengira bahwa Si Dampit hendak terjun ke air, hal yang tentu saja tak dapat ia lakukan karena biarpun dia pandai berenang.
Namun kepandaiannya di air tidaklah boleh diandalkan untuk melawan lawan lihai seperti Si Dampit itu. Akan tetapi ternyata bahwa Si Dampit itu tidak menceburkan diri ke….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader