BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Baiklah, Mutiara Hitam. Mari kita lari!” Mereka berdua lalu kabur dengan ilmu lari cepat.
Pasukan yang kehilangan komandan karena komandan itu masih pingsan menjadi bingung dan hanya dapat menolong mereka yang terluka dan pingsan.
Setelah lari jauh, dengan suara penuh harapan Kiang Liong bertanya, “Mutiara Hitam, engkau…. mengapa kau menolongku mati-matian?”
Kwi Lan tersenyum. “Siapa bicara tentang tolong-menolong? Bagaimana aku dapat melihat kau ditangkap begitu saja? Nah, kita berpisah di sini. Aku akan terus ke Khitan.”
“Aku mendengar bahwa Nona adalah puteri Ratu Khitan. Nona hendak menemui ibumu?” Di dalam hatinya, Kwi Lan sebetulnya bukan hanya ingin menemui ibunya, melainkan terutama sekali menyusul…. Pangeran Talibu.
Akan tetapi ia menjawab dengan anggukan kepala dan melanjutkan, Nah, sampai jumpa.”
“Sampai jumpa, Mutiara Hitam dan terima kasih. Kelak aku akan berkunjung ke Khitan.” Ketika Mutiara Hitam membalapkan kudanya.
Kiang Liong berdiri mengikutinya dengan pandang mata sampai bayangan manusia dan kuda lenyap ditelan debu yang mengebul tinggi.
Kemudian Kiang Liong melanjutkan perjalanan, bertanya-tanya dan akhirnya mendengar bahwa Suling Emas setelah menghadap kaisar lalu meninggalkan kota raja dengan wajah muram.
Ada tokoh pengemis yang mengetahui bahwa Suling Emas pergi menyusul Yu-pangcu ke Kang-hu. Berangkatlah Kiang Liong ke Kang-hu. Pagi hari itu kota Kang-hu kebanjiran…. pengemis!
Dari segenap penjuru kota berbondong-bondong datang para pengemis, bahkan banyak pula datang dari luar kota.
Berita telah tersiar luar, berita yang amat aneh, yang menarik perhatian bukan saja para pengemis baju kotor, bahkan para pengemis baju bersih, golongan kaum sesat, dan para tokoh kang-ouw juga tertarik.
Maka pada hari itu, kota Kang-hu tidak hanya kebanjiran kaum pengemis, bahkan bermacam orang kang-ouw datang berkunjung.
Berita apakah yang begitu menarik? Bukan lain adalah berita penantangan Yu Kang Tianglo kepada Suling Emas! Sha-gwee Cap-go.
Bulan tiga tanggal lima belas, itulah harinya! Perkumpulan pengemis Khong-sim Kai-pang sudah mempersiapkan panggung besar di depan rumah perkumpulan.
Sebuah panggung dari papan yang luas, yang biasa disebut panggung tempat pibu (adu silat). Yu Siang Ki atau Yu-pangcu sendiri yang mengatur segalanya, sesuai dengan pesan Suling Emas.
Dan malam tadi Suling Emas sudah datang, kini berada di dalam rumah perkumpulan, mengenakan pakaian tambal-tambalan.
Bagi mereka yang mengerti duduknya persoalan, menjadi tegang dan gelisah. Yu Kang Tianglo sudah meninggal dunia dan yang kini menggunakan nama Yu Kang Tianglo adalah Suling Emas yang sebenarnya, menantang Suling Emas palsu!
Yu Kang Tianglo tidak ada dan kini berarti Suling Emas tulen berhadapan dengan Suling Emas palsu, atau lebih tepat, Yu Kang Tianglo palsu berhadapan dengan Suling Emas palsu!
Yu Siang Ki sendiri yang menyampaikan surat tantangan dari “Yu Kang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader