BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Setelah selesai membersihkan Istana Pulau Es, Han Ki menurunkan latihan Ilmu Swat-im Sin-kang, yang menghimpun tenaga sakti yang dingin, merupakan inti dari hawa dingin di Pulau Es.
“Dengan memiliki sin-kang ini, kalian akan menjadi jauh lebih kuat, dan tidak percuma menjadi penghuni Istana Pulau Es. Latihan ini tidak ringan, karena kalian harus berlatih siang malam di tempat terbuka.
Terutama sekali pada tengah malam di waktu hawa sedang dinginnya kalian dapat menyedot inti hawa dingin salju. Im-kang yang kalian miliki dahulu itu sudah cukup kuat untuk menjadi dasar.
Sehingga untuk dapat melatih Swat-im Sin-kang dengan sempurna, kalian hanya memerlukan waktu tiga bulan. Mari kuajari cara berlatih dan kupimpin untuk memberi contoh semalam ini.”
“Nanti dulu, Suheng,” tiba-tiba Maya berkata, suaranya bersungguh-sungguh sehingga Han Ki dan Siauw Bwee mendengarkan penuh perhatian.
Mereka bertiga duduk bersila di atas tanah yang tertutup salju, duduk begitu saja karena memang demikian yang dikehendaki Han Ki untuk melatih Swat-im Sin-kang.
“Kau hendak bertanya tentang apa, Maya-sumoi?” Han Ki bertanya.
“Suheng, kurasa engkau lupa bahwa aku dan Sumoi bukanlah kanak-kanak lagi seperti beberapa tahun yang lalu sehingga luculah kalau Suheng memperlakukan kami seperti dua orang anak perempuan yang masih kecil!
Memang latihan Swat-im Sin-kang seperti yang Suheng terangkan amat penting bagi kemajuan ilmu-ilmu kami, akan tetapi ada hal yang jauh lebih penting lagi yang Suheng lupakan.
Atau sengaja Suheng lewatkan begitu saja sebagai hal yang tidak penting.” Han Ki memandang tajam, hatinya merasa tidak enak.
“Maya-sumoi, apakah maksudmu? Hal apakah yang kulupakan?”
“Suheng, lupakah engkau untuk apa engkau mengajak aku ke pulau ini? Apa pula artinya engkau mengajak Sumoi pulang ke Pulau Es? Suheng.
Bukankah aku pernah menyatakan bahwa aku hanya mau kembali ke Pulau Es bersamamu, meninggalkan semua urusan dendam pribadi, kalau engkau mau menerima aku sebagai isterimu?”
“Maya-sumoi!”
“Suheng, kuulangi lagi. Aku dan Sumoi bukanlah anak-anak kecil lagi! Tak perlu kiranya dirahasiakan lagi karena memang bukan rahasia bagi kita bertiga bahwa aku mencintamu, Suheng, juga bahwa Khu-sumoi mencintamu pula.
Adapun engkau sendiri, sikapmu sungguh menyakitkan hati. Engkau kelihatan mencintaku, akan tetapi juga menyayang Sumoi.
Hal ini tidak bisa dilanjutkan tanpa pernyataanmu untuk menentukan, untuk mengambil keputusan. Sebenarnya, siapakah di antara kami yang Suheng cinta dan pilih untuk menjadi isteri?”
Han Ki menjadi pucat wajahnya, sedangkan Siauw Bwee yang tadinya berseri karena merasa yakin bahwa tentu suhengnya yang jelas telah menyatakan cinta kasihnya kepadanya.
Akan terang-terangan memilih dia, kini menjadi cemas melihat suhengnya kelihatan bingung.
“Khu-sumoi, bagaimana pendapatmu?” Tiba-tiba Maya berkata kepada sumoinya. “Bukankah sudah adil dan semestinya kalau Suheng tidak menyiksa hati kita berdua dan mengambil keputusan dengan sejujurnya?”
Khu Siauw Bwee menelan ludah, sukar untuk menjawab. Dia pun seo……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader