BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Begitu, sungguh tidak sesuai dengan jiwa kapendekaran kita! Pendirian kita adalah menentang kejahatan manusia.
Di dalam perang bagaimana bicara tentang kejahatan bangsa? Mereka yang berperang itu hanya memenuhi tugas, seperti juga kakakmu dan isterinya.
Dan sejak dahulu, engkau sudah menyatakan tidak suka mengikatkan diri dengan urusan kerajaan dan pemerintah, bukan?” Teringatlah Mutiara Hitam dan kemarahannya mereda.
“Heran sekali, mengapa Ayah dan Ibu diam saja dan tidak muncul membantu Kakak Talibu?” katanya perlahan.
“Agaknya aku dapat meraba pendirian Ga-hu dan Gak-bo (Ayah dan Ibu Mertua). Beliau berdua adalah orang-orang yang telah mengasingkan diri, tidak mencampuri urusan dunia, apalagi urusan kerajaan.
“Kalau mereka itu kini mencampuri, bukankah akan sia-sia saja mereka menyucikan diri? Pula, kerajaan telah, diserahkan kepada mendiang kakakmu, Raja Talibu, maka menjadi tanggung-jawabnyalah semua urusan kerajaan, maju mundurnya, jatuh bangunnya.”
“Dan harus diingat bahwa segala sesuatu telah dikehendaki oleh Thian. Kerajaan seperti juga manusia, ada waktunya lahir ada waktunya mati.”
“Yang penting harus kita selidiki, bagaimana dengan nasib putera kakakmu? Bukankah menurut cerita orang-orang Khitan itu mereka mempunyai seorang puteri?”
“Benar!” Mutiara Hitam kelihatan bersemangat. “Namanya Puteri Maya yang kabarnya lenyap bersama pasukan pengawal.”
“Agaknya Kakak Talibu sudah membuat persiapan dan tentu saja anak itu disuruh antar para pengawal mencari Ayah dan Ibu di Puncak Go-bi-san!”Tang Hauw Lam mengangguk-angguk.
“Tidak ada dugaan lain lagi, tentu begitulah. Agaknya sudah pasti bahwa keponakan kita itu diantar oleh pasukan ke puncak Go-bi-san.”
“Kalau benar demikian, selamatlah keponakan kita itu dan dia bahkan akan mewarisi kepandaian Gak-hu dan Gak-bo yang sakti.”
Akan tetapi Mutiara Hitam mengerutkan alisnya dan menggeleng kepala. “Aku masih khawatir. Ayah dan Ibu tidak pernah memberitahukan siapa juga di mana tempat mereka bertapa.”
Aku sangsi apakah pasukan pengawal itu akan berhasil menemukan tempat pertapaan mereka. Sebaiknya kalau kita susul, syukur kalau Maya sudah tiba di sana.
“Sekalian klta menghadap Ayah Bunda yang sudah belasan tahun tidak kita temui. Aku sudah rindu kepada mereka.”
“Baiklah, sebaiknya begitu. Juga akan berguna bagi pengalaman murid-murid kita,” Suami isteri pendekar itu bersama dua orang murid mereka lalu berangkat meninggalkan daerah Khitan menuju ke barat.
Ke arah Pegunungan Go-bi-san yang mempunyai daerah luas sekali. Di sepanjang perjalanan menuju ke Go-bi-san, mereka bertemu dengan daerah-daerah di mana perang terjadi dan mereka selalu menghindarkan diri dari perang antar suku itu.
Di mana bangsa Yucen makin lama makin berkembang menjadi kuat di samping bangsa Mongol yang juga sudah memperkembangkan sayapnya di daerah utara dan timur….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader