BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dari kewaspadaan ini akan dapat membuat engkau bisa menyesuaikan diri dengan segala keadaan.” Siauw Bwee menjadi termenung.
Pantas supeknya ini selalu tenang, kiranya memiliki dasar kesadaran yang amat mendalam. Dia menjadi malu kepada diri sendiri yang mudah dibangkitkan rasa penasaran dan kemarahannya.
Yang sesungguhnya hanya berdasarkan untung rugi bagi diri pribadinya saja. “Maafkan kemarahanku tadi, Supek.
Pikiranku sedang gelisah memikirkan Suheng, sehingga aku mudah tersinggung. Aku akan langsung mencari di mana gedung tempat tinggal Bu-koksu, karena Suheng tentu berada di sana pula.”
“Berbahaya sekali kalau langsung pergi ke sana, Lihiap.” “Supek, aku tidak takut. Kurasa, aku akan sanggup menghadapi semua pengawal Bu-koksu….”
“Apakah engkau akan mampu pula menandingi Kam-taihiap, suheng mu itu?” “Ahhh…. kalau dia…. tentu saja aku takkan mampu, dia adalah suhengku dan juga guruku, karena dialah yang membimbingku dahulu.”
“Nah, kalau begitu, harap jangan tergesa-gesa dan sembrono. Bukankah suheng mu itu telah hilang ingatan dan tidak mengenalmu lagi?
Kalau kau menyerbu ke sana, tentu dia akan membela Bu-koksu dan mau tidak mau engkau akan berhadapan dengan dia.”
Siauw Bwee terkejut dan menjadi bingung, lalu menghela napas. “Aihhh, benar juga, habis bagaimana baiknya, Supek?”
“Kita harus bersabar, dan sebaiknya kita mencari rumah penginapan lebih dulu, kemudian baru kita menyelidiki dengan diam-diam.
Jalan terbaik adalah mencari kesempatan untuk dapat berjumpa berdua dengan suhengmu itu dan membujuknya untuk suka kuobati.
Atau, kalau sekiranya sukar mencari kesempatan ini, aku dapat meminta bantuan Sute. Kurasa, Suma-sute juga berada di kota ini.”
Siauw Bwee mengerutkan alisnya. Hatinya merasa tidak enak kalau dia harus minta bantuan Suma Hoat, pemuda putera musuh besarnya, juga pemuda yang ia tolak cintanya itu.
“Coa-supek, terima kasih atas nasihatmu yang amat berharga. Memang sebaiknya begitulah dan kuminta bantuan Supek agar Supek mempersiapkan obat-obat untuk menyembuhkan suhengku.
Sebaiknya Supek mempersiapkan tempat dan obat lebih dulu, aku akan menyusul setelah aku berhasil membujuk Suheng.”
“Soal tempat, aku sudah memilih untuk keperluan itu. Hutan yang kita lewati kemarin, hutan yang penuh pohon pek itu merupakan tempat yang amat baik, apalagi aku melihat banyak tetumbuhan obat di sekitarnya.
Kalau kita berhasil membujuk suheng mu, sebaiknya kita ajak dia ke sana, kita bersembunyi di bagian yang sunyi dalam hutan itu dan aku akan berusaha mengobatinya.”
“Bukan kita, Supek, melainkan aku sendiri. Aku sendiri yang akan mencari dan membujuknya. Harap Supek mempersiapkan tempat dan mencari obat-obatnya.
Pekerjaan ini amat berat, dan kalau Supek ikut, aku khawatir kalau dia akan curiga dan tidak mau memenuhi permintaanku.”…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader