BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Merekapun melaporkan akan datangnya gelombang dahsyat bangsa Mongol, akan tetapi karena mereka menghadapi bangsa Khitan yang sudah berada di depan hidung, tentu saja mereka tidak dapat lagi mencegah terjadinya perang dengan bangsa Khitan.
Akan tetapi sekarang Raja Khitan yang gagah perkasa itu bicara sendiri dan ucapannya amat cocok dengan isi hati mereka.
Raja Yucen dan pimpinannya lalu berunding dan minta waktu sehari untuk mengambil keputusan. Sementara itu perang itu dihentikan dulu.
Namun, keraguan orang-orang Yucen ini mendatangkan bencana hebat karena malam hari itu, secara tidak terduga-duga sekali, barisan Mongol sudah datang menyerbu dengan kekuatan besar.
Perang hebat terjadi dan biarpun belum diadakan persetujuan, bangsa Khitan dan Yucen berjuang bahu-membahu untuk melawan barisan Mongol.
Perang mati-matian itu berlangsung sampai dua hari dua malam, akan tetapi karena jumlah barisan Mongol lebih besar dan juga anggauta tentara mereka lebih kuat.
Biarpun pihak Mongol kehilangan banyak tentara, akhirnya barisan Khitan dan Yucen dapat terbasmi dan hanya sedikit yang dapat melarikan diri atau takluk setelah raja dan panglima-panglima mereka gugur.
Raja Talibu sendiri gugur setelah tubuhnya penuh luka dan tak dapat bergerak lagi, Raja ini tewas sebagai seorang gagah perkasa, tangannya masih memegang pedang dan tubuhnya penuh luka dan mandi darahnya sendiri!
Kematian tidak dapat terhindar dari setiap orang manusia, namun banyak macam kematian, dipandang oleh mata dan dipertimbangkan oleh pikiran manusia berdasarkan kebudayaan manusia.
Kematian Raja Talibu merupakan sebuah diantara kematian yang terhormat, kematian seorang jantan dan tidaklah mengecewakan dia sebagai seorang Raja Khitan.
Terutama sebagai putera seorang pendekar besar seperti Suling Emas dan seorang ratu besar seperti Ratu Yalina.
Andaikata ayah bunda ini melihat kematian puteranya agaknya kedukaan mereka akan terhibur oleh kebanggaan!
Sebagian para perajurit Khitan yang melarikan diri berhasil kembali ke kota raja dan gegerlah kota raja ketika mendengar berita tentang kehancuran pasukan Khitan dan gugurnya raja bersama para panglima, juga tentang bahaya penyerbuan bangsa Mongol yang sewaktuwaktu pasti akan tiba.
Berita kematian Raja Talibu ini diterima oleh Ratu Mimi dengan muka pucat, akan tetapi dengan tenang sekali Ratu ini menahan tangisnya di depan para panglima dan menyatakan bahwa dia akan memimpin sendiri pertahanan kota raja.
Bujukan para panglima agar supaya Ratu ini suka pergi mengungsi, diterima dengan kemarahan. “Kalau aku melarikan diri mana aku patut menjadi ratu dari suamiku, raja gagah perkasa yang telah mengorbankan nyawanya untuk Khitan?
Tidak, aku akan mempertahankan kerajaan, kalau perlu dengan tenagaku sendiri! Yang tidak berani boleh saja pergi meninggalkan Khitan!”
Maka gemparlah kota raja. Sebagian ada yang melarikan diri sehingga akhirnya tinggal Ratu Mimi dengan pasukan-pasukan yang setia.
Kemudian Ratu ini mengumpulkan sepasukan pengawal, yaitu pengawal Puteri Maya, dan menyuruh mereka membawa Maya melarikan diri dan mencari kakek nenek puteri itu di Pegunungan Go-bi.
Puteri Maya menangis dan berkeras tidak mau meninggalkan ibunya, akhirnya….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader