BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Kenapa? Kau kelihatan ketakutan, sumoi.” “Memang aku takut setengah mati. Kau tahu…. Kam-susiok berada di sini, dia menjadi pengawal Bu-koksu!”
Can Ji Kun membelalakkan matanya. “Apa? Kam-susiok? Kaumaksudkan dia…. Kam Han Ki penghuni Istana Pulau Es?”
Yan Hwa mengangguk dan dengan singkat menceritakan semua pengalamannya ketika dia mengintai tadi.
“Karena itulah, kita harus sekarang juga meninggalkan tempat ini. Besok adalah hari yang menentukan bagi kita untuk berkumpul di dalam kuil tua di luar kota.
Aku telah mendengar rahasia yang amat penting itu, terutama sekali kehadiran Kam-susiok di sini tentu akan menarik perhatian Maya.
Dan kau sendiri tentu sudah mendapatkan banyak keterangan. Selagi gelap begini, akan berkuranglah bahayanya untuk melarikan diri. Mudah-mudahan saja jangan sampai bertemu dengan Kam-susiok!”
Yan Hwa bergidik ngeri karena dia takut sekali kepada adik gurunya itu. “Baiklah kalau begitu, Sumoi. Nih pedangmu, simpanlah!”
Yan Hwa menerima pedangnya yang ia titipkan kepada suhengnya ketika mereka menjalankan siasat menyelundup kota bersama rombongan siuli,
“Akan tetapi, engkau harus berganti pakaian lebih dulu. Pakaianmu basah kuyup begini.” “Tidak ada waktu untuk kembali ke istana.
Kalau ada yang melihat pakaianku tentu akan menimbulkan kecurigaan. Sudahlah, basah begini pun tidak apa-apa, Suheng.”
“Bagimu tidak apa-apa, akan tetapi kalau engkau sakit, akulah yang akan kehilangan!” Ji Kun berkata,
“Tidak, engkau harus berganti pakaian kering. Biarlah engkau memakai pakaianku saja.” Yan Hwa tidak membantah lagi dan dengan belaian-belaian mesra.
Ji Kun membantunya menanggalkan pakaian basah dan mengenakan pakaian kering yang tentu saja terlalu besar bagi Yan Hwa.
Dalam keadaan seperti itu, mereka tiada ubahnya sepasang suami isteri muda yang saling mencinta.
Kalau Yan Hwa yang masih ketakutan mengingat kehadiran Kam Han Ki tidak menolaknya, tentu Ji Kun akan melepas rindunya terhadap sumoinya atau kekasihnya itu.
Mereka lalu menyelundup keluar dari lingkungan istana, melalui tembok belakang yang tidak jauh dari kandang-kandang kuda di mana Ji Kun bekerja.
Dengan kepandaian mereka, kedua orang murid Mutiara Hitam ini berhasli meloncat keluar tanpa dilihat para peronda dan penjaga.
Mereka meloncat dan berlarian di atas genteng rumah rumah penduduk kota dengan hati-hati sekali dan legalah hati mereka melihat bahwa di atas rumah-rumah itu tidak nampak penjaga-penjaga.
“Kita harus menghubungi Kwa-huciang dan Theng-ciangkun lebih dulu,” kata Ji Kun. “Kemarin aku telah berhasil menghubungi mereka.”
“Apakah mereka masih menyamar sebagai pengemis?” “Benar, dan mereka bersembunyi di kolong jembatan Ayam Besi di sebelah utara, bersama para pengemis lainnya.
Kita harus membantu mereka keluar dari kota. Marilah!” Akan tetapi ketika mereka melompat ke atas genteng sebuah rumah besar.
Tiba-tiba muncul empat bayangan orang-orang yang tadinya bersembunyi dengan mendekam di balik wuwungan. Mereka adalah…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader