BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kepada Maya dan melihat Maya berada dalam dekapannya mandah diciuminya, kini Maya terlepas dan terbang pula dari tangannya! Kembali dia gagal!
Tidak ada harapan lagi karena Maya ternyata adalah penghuni Istana Pulau Es yang tentu saja memiliki kepandaian yang amat luar biasa!
Mengapa nasibnya bagitu buruk sehingga dia dipertemukan dengan dua orang dara penghuni Istana Pulau Es?
Apakah seperti Siauw Bwee, Maya juga telah mencinta laki-laki lain? Ah, nasib! Ketika Suma Hoat bangkit lagi, rambutnya awut-awutan karena dijambakinya.
Wajahnya pucat dan sepasang matanya kembali mengandung sinar yang keji, sinar yang telah lama meninggalkan matanya semenjak dia melukai Ketua Siauw-lim-pai.
Semenjak dia sadar akan kesesatannya. Hatinya yang berkali-kali mengalami pukulan, kegagalan cinta, membuat perasaannya menjadi kecut dan kambuh kembalilah penyakitnya, penyakit yang membuat dia menjadi Jai-hwa-sian.
Penyakit yang membuat dia membenci wanita, ingin mempermainkan semua wanita, terutama mempermainkan cinta kasih mereka!
Kalau dia menjadi sakit hati karena cintanya terhadap wanita, dia akan mempermainkan cinta kasih wanita.
Mulai detik itu juga, iblis mulai menguasai hati Suma Hoat lagi, seolah-olah Jai-hwa-sian yang beberapa bulan lamanya telah mati itu kini bangkit dan hidup kembali.
Dan dengan beringas pemuda itu meloncat keluar meninggalkan rumah itu, kemudian di malam hari itu, di sebuah rumah besar, terdengarlah rintihan dari seorang gadis yang dipermainkannya.
Kemudian menjelang pagi terdengar jerit gadis itu yang mengantar nyawanya terbang meninggalkan tubuhnya yang setelah diperkosa lalu dibunuh oleh tangan Jai-hwa-sian!
Suma Hoat tidak membohong ketika dia bercerita kepada Maya. Memang sore hari itu dia telah menyelidik ke istana Pangeran Ciu Hok Ong.
Sayang bahwa ketika dia sudah mendengar sebagian dari percakapan antara Pangeran Ciu dan Koksu negara bersama panglima-panglima tinggi.
Tiba-tiba dia diserang seorang pengawal berpakaian preman yang amar lihai. Tentu saja Suma Hoat tidak mampu menandingi pengawal itu.
Dan terpaksa melarikan diri dengan membawa luka karena pengawal itu bukan lain adalah Kam Han Ki!
Akan tetapi, pada waktu Pangeran Ciu bersama Bu-koksu mengadakan perundingan di pondok taman yang didirikan di atas telaga buatan itu.
Ada seorang manusia lain yang juga diam-diam mengintai dan mencuri dengar percakapan orang-orang besar ini.
Dia bukan lain adalah Ok Yan Hwa yang bekerja sebagai dayang dalam istana Pangeran Ciu Hok Ong.
Bedanya, kalau Suma Hoat mengintai dengan bersembunyi di atas wuwungan pondok sehingga dia terlihat dan diserang oleh Kam Han Ki.
Dara perkasa ini lebih cerdik dan dia bersembunyi di bawah pondok, menyelam ke dalam air, berpegang pada tiang pondok dan hanya menyembulkan kepalanya sambil bersembunyi di balik tiang.
Mendengar percakapan orang-orang yang duduk di atas papan pondok. Karena keadaan di kolong pondok itu gelap, tentu saja tempat persembunyian Yan Hwa ini lebih aman.
Sehingga Kam Han Ki yang amat lihai itu sendiri pun tidak dapat melihatnya. Seperti juga Suma Hoat, Yan Hwa dapat menangkap percakapan antara Pangeran Ciu dan Bu-koksu tentang rencana mereka untuk menjebak…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader