BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dan pedangnya bergerak makin cepat, diikuti tubuhnya yang mencelat ke sana ke mari sukar diikuti pandang mata para pengeroyoknya.
Namun, ke mana juga tubuh Siauw Bwee berkelebat, dia selalu dihadapi oleh puluhan orang tentara dan di sebelah luar, kepungan masih ada ratusan orang musuh yang bersiap-siap dan berteriak-teriak mengepungnya.
Tiba-tiba kepungan itu agak kacau, terdengar teriakan-teriakan disusul robohnya orang-orang yang mengepung Siauw Bwee.
Tadinya dara ini mengira bahwa Coa Leng Bu yang datang membantunya, akan tetapi betapa herannya ketika ia melihat seorang pemuda tampan yang sama sekali tidak dikenalnya.
Di bawah sinar penerangan lampu-lampu di depan rumah dan obor-obor yang dibawa oleh para pasukan, dia melihat bahwa pemuda itu tersenyum-senyum.
Wajahnya tampan pandang matanya tajam, akan tetapi gerakan kedua tangan pemuda itu lihai bukan main.
Yang membuat dia terheran-heran adalah gerakan yang dikenalnya baik-baik karena itulah ilmu silat yang dia pelajari dari mendiang Ouw-pangcu, yaitu Ouw Teng ketua kaum liar.
Dan dia mengenal pula pukulan Jit-goat-sin-kang yang dipergunakan pemuda itu, pukulan-pukulan yang mengeluarkan hawa panas dan kadang-kadang dingin!
“Nona, harap lekas lari melalui pintu gerbang selatan. Cepat, biar aku yang menahan mereka!” Pemuda tampan itu kini sudah bergerak mendekati Siauw Bwee.
Berdiri saling membelakangi dengan dara ini dan menuding ke selatan. Biarpun dia tidak mengenal pemuda itu, namun melihat pemuda itu mengamuk dengan gerakan lihai sekali.
Dia percaya bahwa pemuda ini tentu bermaksud baik, maka dia hanya berkata, “Terima kasih!” dan tubuhnya cepat meloncat dan menerobos melalui kepungan di sebelah selatan.
Yang sudah terbuka karena dikacau oleh pemuda itu. Ketika dia lari melewati tubuh pemuda itu, dia merasakan getaran hawa pukulan Jit-goat-sin-kang, dan diam-diam merasa kagum sekali.
Hawa pukulan pemuda ini tidak di sebelah bawah tingkat Coa Leng Bu maupun mendiang Ouw Teng sendiri!
Dan kini pemuda itu telah merampas sebatang tombak, mainkan tombak itu dengan gerakan yang amat lincah seolah-olah seekor naga yang mengamuk di antara awan-awan angkasa.
Dalam amukannya ini, pemuda itu masih dapat tersenyum memandang Siauw Bwee, bahkan mengejapkan mata kirinya dengan lucu akan tetapi juga menarik sekali!
Kalau saja pria muda itu tidak terbukti telah membantunya keluar dari kepungan tentu Siauw Bwee akan marah dan menganggapnya kurang ajar.
Dia cepat mengerahkan gin-kangnya dan meloncat jauh ke depan, merobohkan tiga orang serdadu yang menghadapinya.
Karena kini empat orang perwira itu dihadapi Si pria muda yang sengaja mencegah mereka mengejar Siauw Bwee.
Maka dara perkasa ini tentu saja dengan mudah dapat menerobos keluar karena hanya dihadang dan dihalangi oleh pasukan yang dapat dibabatnya dengan mudah.
Dia lalu berlari cepat ke selatan, dikejar oleh pasukan yang berteriak-teriak. Ketika tiba di pintu gerbang sebelah selatan.
Di situ sedang terjadi keributan pula dan dilihatnya supeknya, Coa Leng Bu sedang mengamuk, dikeroyok para penjaga pintu gerbang. Melihat ini, Siauw Bwee …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader