BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menghantam tangan kanannya sekuat tenaga tepat mengenal ubun-ubun kepala saudaranya.
“Krekkk!” seketika pecah kepala itu dan matilah orangnya, namun kedua tangannya sudah mencengkeram terlalu dalam sampai masuk ke dalam leher dan orang ke dua ini pun terbawa roboh.
Dan mati dengan mata mendelik! Sungguh mengerikan sekali kematian sepasang manusia dampit itu.
Watak sepasang manusia dampit ini tidaklah aneh, karena memang demikianlah watak manusia-manusia yang belum sadar pada umumnya.
Dalam keadaan terancam bahaya, manusia-manusia merasa senasib sependeritaan dan bersatu.
Persatuan yang sesungguhnya hanya timbul dari sayang diri, merasa diri ada teman sependeritaan.
Manusia yang belum sadar dan pandang mata batinnya diselubungi nafsu mementingkan diri pribadi sehingga lenyaplah rasa kasih terhadap apa dan siapapun juga kecuali terhadap tubuh sendiri.
Selalu akan merasa terhibur dari kesengsaraan kalau melihat orang lain sengsara! Sebaliknya, dia akan merasa iri hati kalau melihat orang lain bahagia.
Kalau ada perkara timbul menimpa dirinya, selalu ia mencari sasaran kepada orang laln untuk menyalahkannya, sama sekali tidak pernah mau menyalahkan diri sendiri.
Demikian pula dengan kedua orang dampit itu. Di waktu mereka menghadapi lawan, mereka dapat bekerja sama seolah-olah dua tubuh mereka dikendalikan oleh satu nyawa.
Dapat bekerja sama dengan amat baiknya. Akan tetapi kalau tidak ada bahaya mengancam mereka berdua, mereka itu saling menyalahkan sebagai biang keladi keadaan mereka yang tidak menyenangkan.
Maka ketika mereka berdua terluka, mereka saling membenci dan kemarahan membuat mereka seperti gila sehingga terjadilah saling bunuh!
Betapa banyaknya di dunia ini terjadi seperti halnya sepasang manusia dampit itu! Perang terjadi semenjak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang. Apakah sebabnya?
Tiada lain karena manusia tidak pernah mau mengakui kesalahan pribadi, melainkan melontarkan sebab kesalahan kepada orang laln.
Karena manusia selalu dipenuhi oleh kehendak, dipenuhi oleh keinginan, dipengaruhi oleh ingatan-ingatan akan kenikmatan duniawi, akan kedudukan tinggi, akan kekayaan.
Kemakmuran dan lain sebagainya yang sudah dikenalnya dan didengung-dengungkan orang semenjak dia kecil!
Dari kehendak-kehendak yang demikian banyaknya, yang dimiliki oleh seluruh manusia, tentu saja timbul pertentangan karena masing-masing hendak mendapatkan apa yang dikehendakinya.
Pertentangan inilah yang menimbulkan permusuhan, melahirkan kebencian, memperebutkan kebenaran masing-masing yang sesungguhnya hanyalah kebenaran palsu belaka.
Dan sebagai pelaksanaannya terjadilah perang! Betapa jahatnya manusia yang belum memillki kesadaran ini, semua manusia termasuk pengarang sendiri!
Untuk kepentingan pribadi, kita melakukan hal-hal yang amat menjijikkan. Untuk kepentingan pemuasan nafsu badani, kita tidak segan-segan mengotori rohani.
Dan semua ini masih dilakukan dengan cara yang memuakkan, yaitu dengan dalih muluk-muluk dan suci, seperti menutupi kotoran dengan kain putih!
Biarpun di dasar hati, biarpun jiwa kita yang kotor namun kita, makhluk yang mengaku terpandai di antara segala makhluk, mencari alasan-alasan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader