BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Orang -orang jenderal yang memegang kedudukan penting. Biarpun kedatangan orang-orang besar itu tidak mengejutkan penduduk kota.
Namun seperti biasa, orang-orang suka melebih-lebihkan cerita mengenai jagoan-jagoan yang turut datang ke kota.
Maka ramailah orang membicarakan kehebatan Koksu Negara yang dikabarkan memiliki ilmu kepandaian seperti dewa berkepala tiga berlengan enam!
Masih ada lagi beberapa orang jagoan negara yang kabarnya juga berkumpul di kota itu, yang memiliki ilmu kepandaian tidak lumrah manusia.
Siauw Bwee dan Coa Leng Bu memasuki kota dan lenyap dalam arus manusia di dalam kota. Mereka menyewa kamar di sebuah rumah penginapan dan ketika pada sore hari itu mereka makan di restoran.
Mereka mendengar percakapan antara pelayan restoran dan beberapa orang tamu. Dari percakapan inilah Siauw Bwee dan supeknya mendengar.
Bahwa Koksu telah tiba di kota itu membawa jago-jagonya yang berkepandaian tinggi, di antaranya yang dipuji-puji oleh pelayan itu adalah sepasang setan dampit yang kabarnya belum pernah terkalahkan oleh siapapun juga!
Dan mereka mendengar bahwa pada malam hari itu di dalam gedung kepala daerah akan diadakan pesta menyambut kedatangan Koksu dan para pembantunya.
Setelah selesai makan dan kembali ke kamar masing-masing, Siauw Bwee berkata kepada Coa Leng Bu, “Supek, amat sukarlah untuk mencari orang macam Ang Hok Ci itu di dalam kota sebesar.
Ini di antara puluhan ribu orang lain. Akan tetapi, mengingat bahwa dia adalah murid Koksu seperti yang diceritakan oleh Yu-twako, maka setelah Koksu sendiri kini datang.
Tentu mereka akan menghadap Koksu dan si manusia she Ang tentu akan menyerahkan kitab itu kepada gurunya, karena itu, kurasa sebaiknya kalau kita pergi menyelidiki ke gedung pertemuan itu.
Kalau benar manusia she Ang itu berada di sana, aku akan menyergapnya!” Coa Leng Bu mengerutkan alisnya.
“Lihiap, ilmu kepandaianmu amat tinggi dan aku percaya bahwa engkau akan kuat melawan siapapun juga. Akan tetapi, aku telah mendengar akan kelihaian Bu-koksu dan para pembantunya.
Mereka adalah orang-orang selain berkedudukan tinggi, menguasai laksaan tentara, juga memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya.
Karena itu, kita harus hati-hati sekali dan kuharap engkau suka menahan sabar, tidak melakukan tindakan sembrono.
Kita mengintai dan mengikuti gerak-gerik Ang-siucai itu saja tanpa melibatkan diri dalam pertentangan melawan para pembesar pemerintah.
Karena hal itu hanya akan mencelakakan diri saja.” “Baiklah, Supek. Memang tujuan kita ini hanya merampas kembali kitab dan membunuh manusia she Ang itu, bukan?”
Malam hari ini dengan pakaian ringkas dan membawa pedang yang digantung di punggung, Siauw Bwee bersama Coa Leng Bu keluar dari rumah penginapan.
Untuk pergi menyelidiki ke gedung kepala daerah yang menjadi temnpat pertemuan para pembesar pada malam hari itu.
Seperti biasa, Coa Leng Bu yang berjiwa sederhana itu hanya mengenakan pakaian yang amat bersahaja, bahkan kedua kakinya tetap telanjang tak bersepatu!
Dengan gerakan ringan dan lincah bagaikan dua ekor burung, mereka setelah tiba di dekat gedung itu meloncat ke atas genteng dan berindap…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader