BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Yu Goan tidak berani lancang, maka dia menoleh dan mernandang Siauw Bwee. Bagi dia sendiri, dia tidak akan ragu memperkenalkan diri kepada siapapun juga.
Akan tetapi Siauw Bwee adalah penghuni Istana Pulau Es, dan biarpun dara itu tidak pernah memperingatkannya, dia tahu bahwa gadis itu tentu akan merahasiakan Pulau Es dan keadaan dirinya.
Akan tetapi Siauw Bwee tersenyum dan mengangguk, maka Yu Goan lalu berkata, “Karena Locianpwe adalah suheng dari gi-hu, maka sepatutnya kalau kami menyebut supek kepadamu.
Harap Supek ketahui bahwa sahabatku ini bernama Khu Siauw Bwee dan sebelum dia menjadi anak angkat gi-hu dia telah memiliki ilmu kepandaian yang tinggi.
Karena Bwee-moi ini adalah…. seorang di antara penghuni-penghuni Istana Pulau Es.” Seperti telah diduganya.
Kakek itu mencelat dari tempat duduknya, memandang Siauw Bwee dengan mata terbelalak kemudian mengangkat kedua tangan memberi hormat sambil menjura,
“Aihhh…. mataku seperti buta tidak mengetahui orang pandai. Maaf….!” Siauw Bwee cepat berdiri membalas penghormatan itu dan berkata sederhana,
“Supek, mengapa begini sungkan? Yu-twako hanya pandai memuji setinggi langit padahal aku hanyalah seorang muda yang masih perlu menerima bimbingan orang pandai seperti Supek.
Dalam melatih diri dengan Jit-goat-sin-kang saja, dibandingkan dengan tingkat Supek, aku belum ada persepuluhnya!”
“Aihhh! Sudah lihai masih pandai merendah pula. Sungguh menakjubkan! Nona Khu, tanpa Jit-goat-sin-kang sekalipun sin-kangmu sudah amat luar biasa.
Dan aku tidak menjadi heran mengingat bahwa engkau adalah penghuni Istana Pulau Es, murid langsung dari Bu Kek Siansu.
Hebat…. hebat….! Dan engkau sendiri, orang muda, siapakah engkau?” “Aku bernama Yu Goan, ilmu silatku yang kalah jauh kalau dibandingkan dengan kepandaian Khu-siauwmoi.
Kudapatkan dari ayahku sendiri yang bernama Yu Siang Ki, sedangkan sedikit ilmu pengobatan kudapatkan dari kakekku, Yok-san-jin Song Hai.”
Kembali kakek itu mengangguk-angguk kagum. “Aku pernah mendengar nama besar ayahmu itu, bukankah dia putera Ketua Khong-sim Kai-pang?
Dan Yok-san-jin….! Hemmm, siapa yang belum mendengar namanya? Ahh, sungguh menggembirakan sekali bertemu dengan orang-orang muda keturunan orang-orang pandai.
Lebih-lebih lagi menggembirakan mendengar bahwa kalian adalah anak-anak angkat suteku. Aihhhh, bukan main beruntungnya Ouw-sute!”
“Akan tetapi sekarang gi-hu terancam bahaya, Supek,” kata Siauw Bwee. Kakek itu mengerutkan alisnya.
“Aku heran sekali. Biasanya suheng kami, yaitu ketua lembah, adalah orang yang amat sabar. Ketahuilah bahwa dahulu.
Ketika Suhu Bu-tek Lo-jin datang ke tempat ini, dia mengangkat tiga orang murid. Pertama adalah Lie Soan Hu yang kini menjadi ketua orang lembah setelah dia terkena pula penyakit kusta yang mengerikan itu.
Murid ke dua adalah aku sendiri. Namaku adalah Coa Leng Bu, dan berbeda dengan suheng dan sute, aku lebih senang …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader