BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menerjang, mereka tidak ingin membunuh dara jelita itu, melainkan ingin menangkapnya.
Dua orang ini menubruk dan karena tanpa berunding lebih dulu memang mereka mempunyai nafsu hati yang sama.
Seorang mencengkeram pundak kiri Siauw Bwee dan orang ke dua mencengkeram pundak kanan. Niat hati mereka, dara itu akan ditangkap, dipeluk, dipondong dan dibawa lari!
“Auugghhh!” “Aiiighhh!” Dua orang itu begitu menyentuh pundak Siauw Bwee, terpelanting dan terbanting ke atas lantai.
Yang memegang pundak kiri seketika menjadi kejang, mula-mula menggigil lalu mati kaku dengan muka dan tubuh membiru karena darahnya telah membeku terserang Im-kang yang dahsyat.
Adapun yang menyentuh pundak kanan tadi menjadi hitam seluruh tubuhnya dan mati seperti orang terbakar karena darahnya telah terbakar oleh Yang-kang!
“Ihhhh….!” Ang-siucai berteriak kaget dan memberi aba-aba kepada para kawannya agar tidak menyerang nona itu.
Namun terlambat dua orang pembantunya, anak buah Ouw-pangcu yang memberontak telah menusukkan golok mereka ke punggung Siauw Bwee.
Begitu ujung golok menyentuh punggung, keduanya memekik dan terjengkang ke belakang dan mati seketika!
Pada saat itu Siauw Bwee sedang mengerahkan seluruh tenaga sin-kangnya, dan tenaga itu bercampur dengan tenaga Jit-goat-sin-kang dari Ouw-pangcu, maka dahsyatnya bukan kepalang.
Tenaga itu seolah-olah melindungi tubuh mereka berdua dan tentu saja penyerang yang kurang kuat sin-kangnya akan mati seketika seperti yang dialami empat orang sembono itu.
Ang-siucai membawa teman-temannya keluar dan kini pertandingan dilanjutkan di luar. Pihak pengikut Ouw-pangcu terdesak hebat dan Yu Goan yang masih mengamuk dan terkurung dan terdesak.
Karena pemuda perkasa ini sudah menderita banyak luka. Keadaannya berbahaya, sekali, namun Yu Goan sedikit pun tidak menjadi gentar dan, bertekad melawan sampai detik terakhir.
Ouw-pangcu menghela napas panjang, tubuhnya bergerak dan ia berkata dengan suara nyaring, “Terima kasih, Lihiap. Budimu takkan kulupakan dan ternyata Lihiap tidak kecewa menjadi murid Bu Kek Siansu!”
“Tidak perlu berterima kasih, Pangcu. Lebih baik lekas kita membantu Yu-twako.” Kedua orang ini meloncat keluar.
Ouw-pangcu masih bertelanjang baju dan tangannya sudah menyambar goloknya yang tadi tergantung di dinding, begitu tiba di luar, Siauw Bwee dan Ouw-pangcu mengamuk.
Terutama sekali Ouw-pangcu yang masih menyaksikan Yu Goan menderita banyak luka dan orangnya banyak yang tewas.
Ketua ini mengamuk seperti harimau terluka dan banyak kaum pemberontak roboh dan tewas di ujung golok atau di bawah telapak tangan kirinya.
Namun, ketika para pemberontak melemparkan senjata dan berlutut minta ampun, di antara mereka tidak terdapat Ang-siucai dan kawan-kawannya yang telah lebih dulu melarikan diri.
Hanya dua orang Han yang menyerang Siauw Bwee tadi yang tewas, selebihnya telah berhasil melarikan diri semua. Ouw-pangcu yang merasa penasaran, mengerahkan orang-orang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader