BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Siauw Bwee merasa terheran-heran dan diam-diam ia mencurahkan perhatian untuk menyelidiki keadaan lawan.
Ketika ia sengaja menerima pukulan dengan telapak tangannya, ia merasa ada hawa yang panas keluar dari kepalan orang itu, yang cepat dapat ia enyahkan dengan sin-kangnya.
Akan tetapi pukulan kedua orang dari orang yang sama, mengandung hawa yang sejuk nyaman. Juga Im-kang yang aneh ini tentu saja dapat ia lawan dengan sin-kang yang amat tinggi dan kuat, yang ia latih di Pulau Es.
Biarpun Siauw Bwee belum tahu dengan jelas, namun kini ia sudah dapat menduga bahwa para pengeroyoknya itu biarpun tidak memiliki ilmu silat tinggi.
Namun memiliki inti tenaga sin-kang yang amat kuat dan aneh, dan agaknya mereka yang masih rendah ilmu silatnya ini secara luar biasa telah dapat menggabungkan tenaga sakti Im dan Yang.
“Twako, pergunakan senjatamu!” Tiba-tiba Siauw Bwee berseru dan dia sendiri mencabut pedangnya.
“Sing! Singgg!” Dia sinar berkelebat ketika dua orang muda itu mencabut pedang mereka dan benar saja seperti yang diduga Siauw Bwee, para pengeroyok itu, kecuali Si Sastrawan, kelihatan jerih.
“Twako, robohkan akan tetapi jangan bunuh orang!” Kembali Siauw Bwee berseru dan diam-diam Yu Goan menjadi makin suka dan kagum kepada dara perkasa itu yang ternyata selain lihai, cantik jelita, juga hatinya lembut, tidak kejam.
Orang-orang ini biarpun kelihatan jerih, namun mereka itu menyerbu dengan nekat. Yu Goan membacokkan pedangnya, mengarah bagian yang tidak berbahaya.
Dua kali pedangnya berkelebat, menyambar pangkal lengan seorang dan paha orang ke dua. “Plak! Plak!”
Pedangnya itu mengenai sasaran, akan tetapi telapak tangannya terasa panas karena dua kali pedangnya membalik seperti membacok karet yang ulet dan kuat.
Dua orang itu terhuyung. Pangkal lengan dan paha yang terbacok itu terluka, akan tetapi lukanya hanya merupakan goresan pada kulit saja, sedangkan dagingnya tidak terluka sama sekali.
Darah yang keluar hanya merupakan goresan merah pada kulit yang terbacok. Ternyata baju mereka lebih parah terobek pedang daripada kulit mereka.
Demikian pula Siauw Bwee mengalami hal yang sama. Dia kaget dan makin kagum. Kekebalan yang hebat sekali dimiliki oleh orang kasar ini.
Sungguh aneh sekali. Tentu mereka ini orang-orang yang kasar dan bodoh, telah menerima ilmu berlatih sin-kang yang amat mujijat!
Apalagi ketika ia menyerang Si Sastrawan yang dianggapnya pimpinan orang-orang itu, dia lebih terkejut lagi.
Pedangnya selalu mencong arahnya, menyeleweng ketika ujungnya mendekati tubuh Si Sastrawan, seolah-olah ada tenaga tak tampak yang mendorong senjatanya ke samping!
Hal ini membuktikan sin-kang yang amat kuat, dan untung baginya bahwa sin-kang kuat yang dimiliki orang-orang ini, terutama Si Sastrawan, hanya mereka kuasai untuk melindungi tubuh saja.
Kalau sin-kang yang sedemikian kuatnya itu dapat mereka pergunakan untuk menyerang, agaknya dia sendiri belum tentu akan mampu menandingi pengeroyokan orang-orang yang sehebat itu tenaga sin-kangnya!
“Tangkap mereka dengan jala!” Tiba-tiba Si Sastrawan mengeluarkan aba-aba. …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader