BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dengan tangan kosong, pikirnya, maka karena kekhawatirannya, ia memaksa diri memperingatkan. Mendengar ini Suma Hoat menoleh dan tersenyum! “Kim Hwa-moi, jangan khawatir. Dia ini bagiku hanyalah seekor kucing….”
“Awas…. ah, In-kong….!” Kim Hwa menjerit. Akan tetapi tanpa diperingatkan juga, telinga Suma Hoat yang terlatih sudah mendengar gerakan harimau itu dan dengan mudah saja ia menggerakkan tubuh ke kiri mengelak, dari tubrukan dahsyat itu.
Akan tetapi harimau itu benar-benar berbeda dengan harimau-harimau biasa yang pernah ditangkap dan dibunuh Suma Hoat dengan tangan kosong.
Begitu tubrukannya luput dan kakinya menyentuh tanah, tubuh harimau itu sudah membalik dengan cepat sekali, kedua kaki depan mencakar dari kanan kiri dan kaki belakangnya mengenjot tanah sehingga tubuhnya kembali sudah menerkam ke arah Suma Hoat!
“In-kong….!” Suara jerit Kim Hwa mengandung isak. Suma Hoat terkejut dan kagum menyaksikan ketangkasan dan kecepatan harimau yang amat besar itu.
Timbul rasa sayangnya dan ia hendak mengambil kulit binatang besar ini tanpa cacad. Ketika tubuh yang menubruknya itu melayang ke arahnya.
Ia cepat menyusup ke bawah perut harimau sehingga kembali tubrukan itu luput dan sebelum harimau dapat membalik, Suma Hoat telah menangkap ekornya yang panjang, mengerahkan tenaga.
Dan…. tubuh harimau itu terangkat dan diputar-putar di atas kepalanya! Harimau meron ta-ronta dan menggereng-gereng berusaha mencakar atau menggigit tangan kuat yang memegangi ekornya.
Penglihatan itu mengerikan dan menegangkan sekali. “In-konggg….!” kembali Kim Hwa menjerit dan menutupi muka dengan kedua tangan.
Tidak tahan melihat perkelahian itu karena ia tidak mau melihat tubuh penolongnya dicakar atau digigit sampai pecah-pecah kulitnya dan berlumuran darahnya! Hal itu tentu akan terjadi karena penolongnya itu terlampau berani.
Tidak mau menggunakan pedang membunuh binatang yang demikian besar dan kuatnya! Suma Hoat melepaskan ekor yang dipegangnya. Tubuh harimau terlempar ke atas dan terbanting jatuh ke atas tanah.
Biasanya, harimau yang terbanting seperti ini tentu akan pingsan dan menjadi lemah, maka Suma Hoat tersenyum-senyum menghampiri Kim Hwa dan berkata.
“Jangan khawatir, dia….” “In-konggggg….!” Kim Hwa menjerit dan mukanya menjadi pucat sekali karena harimau yang terbanting itu tiba-tiba sudah meloncat dan menerkam ke punggung Suma Hoat!
Saat itu, perhatian Suma Hoat sedang tertuju kepada Kim Hwa, maka gerakannya mengelak agak terlambat dan kaki depan kiri harimau itu masih menampar pundaknya sehingga tubuhnya terpelanting!
Harimau menggereng marah dan menubruk tubuh lawan yang sudah jatuh itu. “In-konggggg….!” Jeritan Kim Hwa sekali ini lemah sekali dan ia sudah terkulai, lemas dan roboh pingsan di atas tanah!
Suma Hoat dapat melihat keadaan dara yang membuatnya tergila-gila itu, maka timbul kemarahannya. Ketika harimau menerkamnya ia menyambut dengan sebuah….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader