BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tendangan yang mengenai perut harimau sehingga binatang itu terpental ke samping, kemudian sebelum harimau itu sempat menyerangnya kembali, Suma Hoat sudah melompat ke atas punggungnya!
Harimau marah, meloncat-loncat, bergulingan, akan tetapi Suma Hoat tetap di atas punggungnya, kemudian jari tangannya bergerak ke depan.
“Crapp!” Harimau mengeluarkan suara gerengan dahsyat dan darah bercucuran dari kedua matanya yang sudah berlubang!
Suma Hoat melompat turun ketika harimau yang menjadi buta matanya itu menerjang ke depan secara ngawur.
Binatang itu menjadi seperti gila saking nyeri dan bingungnya, mukanya dicakarinya sendiri, menggereng-gereng, kemudian meloncat ke depan sekuat tenaga.
“Desssss!” Kepala harimau itu, menubruk batu besar, pecah seketika dan tubuhnya berkelojotan dalam sekarat.
Suma Hoat tidak mempedulikan lagi bangkai harimau itu dan cepat ia lari menghampiri tubuh Kim Hwa yang menggeletak pingsan di atas tanah.
“Kim Hwa….!” Ia memanggil dan mengguncang-guncang pundak dara itu, namun Kim Hwa tidak menjawab dan tubuhnya lemas.
Ketika Suma Hoat meraba dahinya, ternyata dahi itu panas! Tahulah dia bahwa kegelisahan dan ketakutan membuat dara itu pingsan dan ada bahaya dia akan terserang demam.
Cepat ia pergi meninggalkan gadis yang pingsan itu untuk mencari air karena dalam keadaan seperti itu, air dingin amat penting untuk membasmi kepala dan dahinya.
Ia harus pergi agak jauh juga untuk mencari air di sebuah anak sungai. Selagi ia bingung karena tidak membawa tempat air.
Kemudian melepas jubahnya dan mencelupkan jubah ke dalam air dingin, tiba-tiba terdengar kudanya meringkik keras disusul jerit Kim Hwa!
“Hwa-moi….!” Suma Hoat berteriak, menyelipkan jubah basah dipunggungnya lalu ia melompat dan berlari cepat ke tempat gadis itu ditinggalkan.
Betapa kagetnya ketika ia melihat kuda putihnya sudah lari dan Kim Hwa sudah berdiri dan terbelalak ketakutan memandang ke arah seekor harimau besar yang berdiri dekat sekali di depan dara itu!
Suma Hoat kaget dan heran, ketika mengerling ke arah bangkai harimau yang masih berada di tempat tadi, tahulah dia bahwa harimau besar ke dua ini adalah harimau betina.
Kiranya ada dua ekor harimau, sepasang binatang buas yang amat besar yang telah mengganggu dusun. Tiba-tiba gadis itu menjerit dan hendak lari, akan tetapi harimau menerkam ke depan dan dara itu roboh telentang.
“Hwa-moi….!” Dengan beberapa kali loncatan saja Suma Hoat sudah tiba di situ, disambarnya ekor harimau dan direnggutnya binatang itu terlepas dari tubuh Kim Hwa.
“Breeeettt!” Baju Kim Hwa terbawa oleh cakar harimau dan tampak sedikit darah di dada yang putih mulus itu.
Suma Hoat yang merasa khawatir dan marah sekali, mencabut pedang dan tampak sinar berkelebat disusul muncratnya darah dari leher harimau yang hampir putus terbabat pedang!
“Kim Hwa….!” Suma Hoat cepat berlutut di dekat Kim Hwa. Dara itu merintih dan membuka matanya. Ketika melihat bahwa yang mencuci luka kecil di dadanya dengan jubah basah adalah pemuda penolongnya….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader