BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Aihhh, katakanlah. Apa yang ingin kaukatakan, Twako? Engkau terlalu sungkan.” “Aku terpaksa mengajukan pertanyaan ini.
Nona, mengingat bahwa kita telah saling berkenalan dan kita bersama menghadapi hal yang belum kita ketahui bagaimana sifatnya, mungkin berbahaya.” Siauw Bwee mengangguk tak sabar.
“Tanyalah!” “Aku ingin mengetahui siapakah Nona? Dan siapakah nama Nona yang mulia?” Siauw Bwee tertawa dan menggunakan tangan kiri menutupi mulut.
“Hi-hi-hik! Engkau benar-benar lucu sekali, Twako! Engkau terlalu ditekan dan diselubungi kesopanan sehingga kelihatan lucu!
Bertanya nama saja apa sih dosanya? Tentu saja kau boleh menanyakan namaku, bahkan aku yang lupa belum memperkenalkan diri, padahal aku telah mengetahui namamu.
Mengapa kau ragu-ragu dan malu-malu, minta maaf segala? Dengarlah, namaku adalah Khu Siauw Bwee.”
“Khu Siauw Bwee….?” Yu Goan mengingat-ingat, akan tetapi merasa belum pernah mendengar nama ini. Tiba-tiba ia mengangkat muka memandang.
“Khu-lihiap (Pendekar Wanita she Khu), aku pernah mendengar nama besar murid dari pendekar sakti Kam Liong yang menjadi menteri.
Murid Menteri Kam Liong itu seorang pahlawan yang gagah perkasa, dan yang telah gugur bersama gurunya di kota raja karena fitnah. Namanya Khu Tek San, dan mengingat she itu….”
Yu Goan berhenti bicara dan memandang terbelalak ke wajah jelita yang berubah agak pucat. Dua butir air mata menitik turun dan bibir yang kecil merah itu bergerak-gerak lalu digigit.
“Khu-lihiap, maafkan aku. Apakah mendiang Khu Tek San itu….” Siauw Bwee mengangguk. “Dia adalah ayahku sendiri!” Yu Goan cepat mengangkat kedua tangan ke depan dada, membungkuk penuh hormat.
“Ahhh, sudah kuduga bahwa Nona tentulah bukan orang sembarangan! Kiranya puteri mendiang Khu-ciangkun, murid yang setia dan gagah perkasa dari mendiang Menteri Kam yang terkenal di seluruh dunia!
Maafkan kalau aku bersikap kurang hormat, Lihiap!” Siauw Bwee menarik napas panjang. “Sudahlah, Twako.
Sikapmu yang terlalu sungkan dan hormat itu bisa membuat orang salah mengerti, mengira bahwa engkau memiliki watak penjilat.
Bagimu mungkin aku puteri seorang pahlawan, akan tetapi banyak orang menganggap aku puteri seorang pemberontak!
Aku tahu bahwa engkau seorang yang terpelajar dan berbudi halus, penuh kesopanan, dan aku suka bersahabat denganmu, Twako.
Akan tetapi kalau engkau tidak membuang sikapmu yang sungkan dan sopan itu, aku akan benci padamu. Aku paling tidak suka melihat pria yang menunduk-nunduk seperti seorang penjilat!”
Wajah Yu Goan menjadi merah sekali. “Tidak ada seujung rambut pun di dalam hatiku ingin menjilat kepadamu atau kepada siapa pun di dunia ini, Nona.
Sikapku tidak kubuat-buat dan sewajarnya, sesuai dengan pelajaran-pelajaran yang semenjak kecil kuterima dalam pendidikan. Karena itu maafkan aku, Lihiap.”
“Twako, aku ingin sekali mengetahui bagaimana engkau bisa mengenal ayahku, dan mengenal nama Menteri Kam?”
“Ayah bundaku mengenal baik Menteri Kam yang sakti, Nona. Terutama sekali ayahku, dia banyak bercerita tentang pendekar-pendekar…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader