BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Hal itu terjadi dua bulan yang lalu,” kata Lauw Kian. Kemudian ia menceritakan tentang kakek aneh itu.
Bu-tek Lo-jin pada dua bulan yang lalu datang ke Pegunungan Heng-toan, ke markas Beng-kauw karena hendak mencari Kauw Bian Cinjin yang dikenalnya.
Kakek ini tidak tahu bahwa Beng-kauw telah terjatuh ke tangan Hoat Bhok Lama dengan paksa. Ketika mencari Kauw Bian Cinjin yang telah tewas.
Kakek ini kemudian mengunjungi Beng-kauw untuk bertanya tentang kematian sahabat yang dikenalnya itu. Hoat Bhok Lama tentu saja mengenal kakek sakti ini dan dengan amat cerdiknya.
Hoat Bhok Lama membujuk agar kakek sakti itu membantu Beng-kauw yang katanya hendak dikembangkannya sampai ke seluruh daratan.
Ketika tampak gejala penolakan dari Bu-tek Lo-jin, dan ada pula bahaya akan diketahui kakek itu bahwa dia merampas Beng-kauw dan membunuh semua pengurusnya.
Hoat Bhok Lama lalu menipu Bu-tek Lo-jin memasuki guha di puncak yang merupakan tempat jebakan yang amat berbahaya.
Kakek yang sakti akan tetapi terlalu berani dan terlalu ingin tahu itu kena diakali dan jatuh terjerumus ke dalam lubang jebakan yang terdapat di guha puncak gunung itu.
“Hoat Bhok Lama menutup lubang dan guha itu, kami menganggap kakek itu telah tewas.” Lauw Kian menutup ceritanya.
“Siapa dapat menduga, tadi kakek yang luar biasa itu muncul bersama Suma-taihiap. Entah bagaimana dia dapat hidup selama dua bulan tertutup di dalam sumur guha itu.” Im-yang Seng-cu kagum sekali.
Hanya orang yang memiliki ilmu yang sudah mencapai tingkat tinggi sekali saja yang akan dapat mempertahan kan hidupnya setelah dua bulan tertutup di dalam sumur di puncak.
Bahkan ketika puncak itu longsor oleh gerakan alat-alat rahasia sehingga kakek itu terbawa runtuh pula ke bawah, dia masih mampu menyelamatkan diri.
“Setelah kini kalian terlepas dari tangan orang-orang jahat yang menguasai Beng-kauw, apa yang akan kalian lakukan?” Im-yang Seng-cu bertanya.
“Kami akan meninggalkan tempat ini, kembali ke Nan-cao dan kami akan berkumpul kembali dengan bekas para anggauta Beng-kauw, bersama-sama membangun kembali Beng-kauw,” jawab Lauw Kian dengan wajah berduka.
Teringat akan para tokoh dan pimpinan Beng-kauw yang tewas sehingga kini perkumpulan mereka seolah-olah tidak mempunyai pimpinan lagi. Im-yang Seng-cu mengangguk-angguk.
“Perkumpulan kalian adalah perkumpulan agama yang semestinya mencurahkan segala perhatian khusus untuk agama, berarti untuk kerohanian.
Kalau urusan kerohanian dicampur dengan urusan dunia, tentu akan timbul pertentangan-pertentangan karena di antara keduanya bersimpang jalan.
Kuharap saja Beng-kauw akan dapat benar-benar menjadi Agama Terang yang akan mendatangkan penerangan bagi manusia yang telah kehilangan sinar rohaninya, digelapkan oleh awan-awan nafsu.
Sebuah perkumpulan agama bukanlah sebuah parkumpulan tukang pukul, yang disebut kuat dalam perkumpulan kalian bukanlah kaki tangannya.
Melainkan batinnya, rohaninya, sehingga memancarkan sinar terang membantu mereka yang kegelapan. Semoga kalian berhasil.” …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader