BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Ketika melihat bahwa orang di bawah batu itu sama sekali bukan bibinya, bahkan kini tampak bergerak-gerak dan muncullah sebuah kepala seorang kakek tua.
Kepala yang botak dan amat besar, dengan mata melotot dan mulut tersenyum-senyum! Melihat kakek yang kepalanya besar ini.
Im-yang Seng-cu segera mengayun tongkatnya tepat mengenai kepala yang rambutnya jarang itu dengan keras sekali.
“Takkk!” Akan tetapi tongkatnya terpental dan Im-yang Seng-cu merasa betapa kedua telapak tangannya nyeri bukan main.
Seolah-olah bukan kepala orang yang dihantamnya tadi melainkan kepala terbuat dari baja murni. Kakek itu mengejapkan matanya.
Kemudian tubuhnya digoyang dan dia terlepas dari himpitan batu-batu, meloncat bangun. Kiranya kakek ini bertubuh pendek cebol.
Tubuh seperti anak kecil akan tetapi kepalanya lebih besar daripada kepala orang dewasa yang manapun juga!
“Monyet, kau orangnya Hoat Bhok Lama, ya?” Tangannya terulur dan angin dorongan yang keras membuat Im-yang Seng-cu roboh terguling sungguhpun dia telah mengerahkan sin-kang menahan.
Tentu saja dia terkejut sekali dan cepat melompat bangun sambil melintangkan tongkat di depan dada siap bertanding.
“Jangan, Locianpwe! Dia sahabatku, malah memusuhi Hoat Bhok Lama!” Suma Hoat yang dapat mengerti bahwa kakek itu amat sakti segera berkata.
“Heh-heh-heh, kalau aku tidak tahu, apakah dia dapat bangun lagi? Ha-ha-ha, Hoat Bhok Lama benar kurang ajar.
Dan kalau tidak ada kau orang muda yang membongkar batu, kiranya aku si tua bangka akan mampus.”
Kakek yang bertubuh kecil dan berkepala besar itu tertawa bergelak sampai keluar air matanya! Tiba-tiba Im-yang Seng-cu menghampiri kakek itu dan menjura penuh hormat sambil berkata,
“Mohon Locianpwe mengampuni boanpwe yang seperti buta tidak mengenal Locianpwe Bu-tek Lo-jin.”
Mendengar disebutnya nama itu, Suma Hoat terkejut bukan main dan memandang kakek itu dengan mata terbelalak.
Di dalam perantauannya, pernah ia mendengar akan nama orang-orang sakti seperti dewa yang oleh dunia kang-ouw dianggap telah lenyap dari dunia ramai.
Orang-orang seperti Bu Kek Siansu dan ke dua adalah Bu-tek Lo-jin. Teringatlah ia akan ciri-ciri orang aneh ini.
Bertubuh seperti kanak-kanak akan tetapi kepalanya besar. Pantas saja pukulan tongkat Im-yang Seng-cu yang amat dahsyat pada kepala kakek ini seperti tidak terasa tadi.
Kiranya kakek ini adalah orang yang memiliki kesaktian yang kabarnya seperti dewa itu! Maka ia pun cepat memberi hormat di depan kakek itu.
Kakek itu memang benar Bu-tek Lo-jin, seorang yang sudah amat tua usianya dan sudah puluhan tahun tidak pernah terdengar lagi muncul di dunia ramai.
Di dalam cerita “Mutiara Hitam” kakek yang sakti dan berwatak aneh ini muncul, bahkan menjadi guru pendekar Pek-kong-to Tang Hauw Lam.
Suami dari pendekar wanita Mutiara Hitam. Kakek Bu-tek Lo-jin ini pulalah yang mengunjungi Khitan dan mengadakan pelamaran atas diri Mutiara Hitam sebagai wali muridnya itu.
Biarpun hanya beberapa bulan saja Tang Hauw Lam menerima petunjuk dari …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader