BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sembrono, mengejar begitu saja. Dia sudah curiga bahwa padang rumput itu mengandung jebakan, maka dia pun meloncat ke arah bekas kaki Hoat Bhok Lama menginjak.
Dan benar saja, ketika tubuhnya turun, dia menginjak tempat yang keras. “Moi-moi, ikuti jejak kakiku!”
Dia berteriak kepada adiknya tanpa menoleh karena dia harus mencurahkan seluruh perhatiannya untuk melihat dan mengingat bekas injakan kaki orang yang dikejarnya.
Tiga kali dia meloncat mengikuti Hoat Bhok Lama dan dia sudah berada di tengah padang rumput, di belakang Hoat Bhok Lama, sedangkan
Siang Hui juga sudah menyusul dan berada di belakang encinya ketika tiba-tiba Hoat Bhok Lama tertawa bergelak dan tubuh Siang Kui bersama adiknya yang menginjak tepat di bekas kaki pendeta itu terjeblos dan roboh terguling ke dalam air!
Ternyata bahwa rumput hijau itu tumbuh di atas air yang tertutup tanah tipis. Tempat berpijak kaki Hoat Bhok Lama memang tepat di atas balok-balok yang dipasang dan disembunyikan di bawah rumput.
Akan tetapi balok-balok ini dipasangi kawat sehingga dapat diatur oleh anak buahnya yang bersembunyi sehingga ketika ia memberi isyarat.
Anak buahnya menggerakkan balok-balok itu sehingga tentu saja kaki Siang Kui dan Siang Hui tergelincir dan terjatuhlah mereka ke dalam air.
Dua orang wanita ini boleh jadi amat perkasa kalau mereka di darat, akan tetapi setelah mereka tercebur ke dalam air.
Yang ternyata dalam karena tempat ini sesungguhnya merupakan telaga kecil yang oleh Hoat Bhok Lama diatur menjadi padang rumput sebagai jebakan, mereka tidak berdaya dan menjadi gelagapan.
Empat orang anak buah Hoat Bhok Lama yang bertugas menjaga tempat ini segera muncul dari bawah rumput di mana mereka bersembunyi.
Lalu mereka berenang menghampiri Siang Kui dan Siang Hui. Mereka adalah ahli-ahli renang yang pandai.
Maka mereka dengan mudah dapat menarik kaki kedua orang wanita itu dari bawah dan dalam pergulatan ini kedua orang wanita perkasa itu kehilangan senjata pedang dan cambuk mereka.
Akan tetapi mereka berhasil membunuh dua orang pengeroyok. Biarpun demikian, mereka tidak mampu melepaskan pegangan tangan dua orang pada kaki mereka yang menarik mereka ke bawah.
Sehingga terpaksa mereka gelagapan minum air telaga yang kotor! “Cepat, kita harus menolong mereka!” teriak Im-yang Seng-cu yang tadi muncul bersama Suma Hoat.
Orang aneh bertelanjang kaki ini sudah melontarkan tongkatnya, tubuhnya menyusul melayang seperti seekor burung terbang dan kakinya.
Hinggap di atas tongkatnya yang melintang dan mengambang di atas rumput dekat tempat kedua orang wanita itu tenggelam.
Juga Suma Hoat sudah melontarkan sepotong kayu yang didapatnya di situ, meniru perbuatan kawannya melompat.
Sekali menggerakkan tangan mereka sudah berhasil membunuh dua orang yang berusaha menenggelamkan dua orang wanita itu.
Kemudian mereka menarik tangan Siang Hui dan Siang Kui. Namun berat tubuh dua orang terlalu banyak untuk dapat ditahan oleh hanya sebatang tongkat dan kayu.
Maka sambil menarik mereka terus melontarkan tubuh Siang Kui dan Siang Hui ke depan, ke arah tepi di seberang yang lebih dekat. Siang Kui dan Siang Hui yang sudah kehilangan senjata.
Meluncur ke depan dan mereka berjungkir-balik di udara untuk menambah tenaga …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader