BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bersikap gagah perkasa dan masih nampak cantik. Melihat persamaan wajah mereka, mudah diduga bahwa mereka ini tentulah kakak beradik.
Kini wanita yang lebih tua menudingkan pedangnya kepada Suma Hoat dan membentak, “Penjahat keji, perbuatanmu melampaui batas perikemanusiaan. Sekarang, setelah kami datang bersiaplah untuk mati!”
Setelah berkata demikian, tubuhnya mencelat ke depan menyerang Suma Hoat yang cepat menggunakan sulingnya menangkis.
“Dan engkau wanita kejam patut mampus, juga!” teriak wanita ke dua yang juga cepat sekali gerakannya menerjang Cui Leng. Terpaksa gadis, ini mencabut pedang menangkis. “Cringgg…., tranggg….!”
Pertemuan pedang kedua orang wanita gagah itu dengan suling Suma Hoat dan pedang Cui Leng menimbulkan, bunga api yang muncrat menyilaukan mata.
Wanita yang lebih tua terkejut bukan main karena tangannya yang memegang pedang tergetar hebat, tanda bahwa pemuda tampan yang memegang suling itu memiliki sin-kang yang amat kuat.
Adapun wanita ke dua juga merasa bahwa dara cantik yang menjadi teman pemuda itu pun memiliki gerakan yang tangkas dan kuat.
Namun keduanya tidak gentar dan cepat menyerang dengan “dahsyat. Namun, Suma Hoat yang memiliki ilmu kepandaian tinggi dapat mengimbangi permainan pedang lawan sehingga mereka telah bertanding dengan seru.
Diam-diam ia kagum karena ternyata wanita baju hijau yang usianya sekitar empat puluh tahun ini memiliki kepandaian yang luar biasa. Maka dia pun cepat melolos pedangnya dan balas menyerang.
Di lain pihak, Cui Leng kewalahan menghadapi lawannya yang lihai. Terpaksa Cui Leng mengeluarkan seluruh ilmu kepandaiannya memainkan ilmu pedang Siauw-lim-pai yang mempunyai daya tahan kokoh kuat.
“Tahan….!” Tiba-tiba wanita yang melawan Cui Leng berteriak dan melompat mundur diikuti encinya. Wanita ini memandang Cui Leng dan bertanya,
“Bukankah engkau murid Siauw-lim-pai? Ilmu pedangmu adalah ilmu pedang Siauw-lim-pai!” Cui Leng menjadi bingung, tidak tahu harus menjawab bagaimana.
Kalau tidak dalam keadaan seperti sekarang, tentu tanpa ragu-ragu ia akan mengaku. Akan tetapi dalam keadaan seperti itu, ingin ia menyembunyikan kenyataan bahwa dia adalah murid Siauw-lim-pai.
Akan tetapi Suma Hoat sudah mendahuluinya, tertawa sambil memandang kedua wanita itu. “Tidak salah dugaan Ji-wi Toanio yang cantik dan gagah! Dia dan sucinya itu adalah murid-murid Siauw-lim-pai, dan aku adalah sahabatnya.
Kami bertiga sedang main-main, mengapa Ji-wi membunuh ular-ularku dan menyerang kami?” Kedua orang wanita itu saling pandang, kelihatan terkejut sekali dan terheran.
Tanpa mempedulikan ucapan Suma Hoat yang main-main, Juga panggilan dengan embel-embel “yang cantik dan gagah” yang pada saat lain tentu akan menimbulkan kemarahan mereka.
Kini wanita tertua menghadapi Cui Leng dan bertanya……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader