BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Heh-heh. merontalah kuat-kuat Anak manis. Agar darahmu lebih cepat alirannya dan lebih hangat!” Mahendra melangkah mendekati Maya dengan sikap seorang yang hendak menyembelih!
Maya sudah memejamkan kedua matanya, maklum bahwa menjerit-jerit dan meronta-ronta tiada gunanya lagi.
Siapa yang akan dapat menolongnya di dalam hutan ini? Tadi ia sudah menyaksikan kehebatan kedua orang manusia iblis itu.
Bahkan dia tadi bengong dan diam-diam kagum sekali melihat betapa laki-laki hitam itu memondong dia dan mengempit tubuh Nila Dewi lalu berlari terbang meninggalkan dusun memasuki hutan itu.
Biarlah aku mati, keluhnya dalam hati karena tidak melihat harapan lagi. “Siluman jahat, apa yang kaulakukan?”
Tiba-tiba, entah dari mana datangnya, tahu-tahu berkelebat bayangan putih dan tak jauh dari situ berdiri seorang laki-laki setengah tua yang berpakaian seperti seorang sastrawan.
Gerakannya demikian ringan sehingga ia muncul seperti setan! Seruannya itu disusul menyambarnya dua buah benda, yang sebuah menyambar ke arah kening Mahendra di antara kedua mata, yang sebuah lagi menyambar tali yang menggantung tubuh Maya.
“Harrggghhh….!” Mahendra menggereng, marah dan cepat ia melempar tubuh ke belakang. Tali yang menggantung Maya putus disambar benda yang ternyata hanyalah sebuah batu kerikil, dan tubuhnya jatuh ke bawah.
Anak yang sudah pandai ilmu silat ini tentu saja dapat menyelamatkan diri dengan cara berjungkir balik dan menjatuhkan diri dengan bahu lebih dulu kemudian bergulingan.
Kedua tangan dan kakinya masih terikat dan ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan kaki tangannya. Sementara itu, Mahendra menyerang pendatang itu dengan pisau di tangan kanan dan mangkok tanah di tangan kiri.
Gerakan-gerakan Mahendra ketika menyerang amat aneh dan cepat, juga mendatangkan angin keras yang menandakan bahwa tenaga dalam orang ini hebat sekali.
Namun berkali-kali Mahendra mengeluarkan seruan kaget dan karena laki-laki itu dapat menandinginya dengan baik sekali.
Bahkan membalas dengan serangan pukulan ujung lengan baju yang mendatangkan hawa panas tanda sin-kang yang amat kuat! Siapa pria setengah tua yang perkasa dan sanggup menandingi iblis dari Nepal itu?
Dia bukan lain adalah Menteri Kam Liong. Seperti telah diceritakan di bagian depan, Menteri Kam Liong pergi seorang diri menyelidiki keadaan di Khitan.
Dapat dibayangkan betapa duka hatinya ketika mendapat berita bahwa Khitan telah hancur, dan bahwa kini Khitan telah diduduki oleh bangsa Yucen yang berhasil menghalau bangsa, Mongol.
Betapa adik tirinya, Raja Talibu dan isterinya telah gugur dalam perang dan bahwa puteri mereka lenyap, melarikan diri, kabarnya menuju ke Go-bi-san mencari kakek dan neneknya.
Kalau saja waktunya tidak terbatas dan dia tidak terikat kewajiban pekerjaannya, tentu dia akan menyusul ke Go-bi-san mengunjungi ayahnya, pendekar sakti Suling Emas.
Akan tetapi Go-bi-san terlalu jauh dan dia harus segera kembali ke selatan berhubung dengan gawatnya keadaan sebagai akibat pergolakan di utara ini.
Maka dengan hati tertekan kedukaan, Menteri Kam Liong melakukan perjalanan pulang ke selatan.
Kebetulan sekali di dalam hutan itu ia melihat Mahendra yang hendak menyembelih seorang anak perempuan secara kejam sekali….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader