BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Engkau tanpa menggerakkan kaki pindah dari sini, engkau harus suka menjadi seorang perwira Pasukan Mautku!”
Pemuda penggembala itu mengerutkan keningnya yang tebal. Sebetulnya, tidak ada sedikit pun hasrat hatinya menjadi perwira atau perajurit.
Akan tetapi, ditantang seperti itu, dia menjadi penasaran. Pula, kalau benar panglima wanita muda ini dapat merobohkannya dalam sepuluh jurus tanpa mengangkat kedua kaki.
Berarti panglima ini bukan manusia, melainkan dewa dan dia tentu akan suka sekali menjadi pembantu panglima dewa atau dewi!
“Baiklah! Nah, rasakan lihainya pecutku!” Penggembala itu melangkah maju menghampiri Maya, pecutnya ia gerakkan, diputar-putar di atas kepalanya sehingga terdengar suara ledakan-ledakan kecil yang nyaring.
Ketika sinar hitam pecut itu melalui atas kepala Maya karena Si Penggembala memang mengeluarkan gerakan ancaman, dia cepat mengangkat tangan kiri dan…. pecut itu sudah berada di tangannya.
Yaitu ujung pecut dia pegang. Penggembala itu terheran-heran melihat betapa ujung pecutnya tadi seolah-olah tertarik oleh sesuatu sehingga terbang ke arah tangan panglima wanita itu.
Melihat ujung pecutnya sebelum dipakai menyerang sudah terpegang lawan, ia menjadi penasaran dan berusaha melepaskan dengan membetot keras.
Maya tersenyum. “Aku hanya menahan sebentar seranganmu, untuk memberi kesempatan padamu melepaskan dombamu. Lepaskan dulu domba itu biar gerakanmu menjadi leluasa!”
Bukan main heran hati penggembala itu, akan tetapi makin keras dugaannya bahwa seorang yang dapat bersikap sedingin itu, setenang itu, sudah pasti memiliki kepandaian yang boleh diandalkan.
Maka ia pun tidak menjadi sungkan-sungkan lagi, dilepaskannya perlahan domba yang dipondong lengan kirinya.
Maya juga melepaskan ujung pecut itu dan memandang tersenyum melihat pemuda itu mulai menghampirinya, dengan gerak langkah satu-satu.
Memasang kuda-kuda, langkah seperti seekor harimau menghampiri calon mangsanya. Maya memandang kagum. Bukan main gagahnya pemuda kasar ini.
Pakaiannya kasar sederhana, kepalanya ditutupi topi bulu domba, pasangan kuda-kudanya kokoh kuat, tangan yang memegang pecut melintang di depan dada.
Tangan kiri diangkat ke atas kepala dengan jari terbuka dan telapak tangan menghadap langit, sepasang matanya yang lebar memandang tanpa berkedip ke arah pundak Maya. Sikap seorang ahli silat yang kuat!
Sementara itu, pemuda penggembala yang sudah banyak mengalami hidup penuh kesukaran dan di tempat yang liar sehingga keselamatan banyak mengandalkan kekuatan.
Juga telah mempelajari banyak macam ilmu silat utara dari beberapa orang pertapa di pegunungan utara, bersikap hati-hati.
Dari para gurunya ia pernah mendengar bahwa lawan yang patut dihadapi dengan waspada justeru adalah lawan yang kelihatannya lemah.
Orang-orang tua lemah, pendeta-pendeta lemah lembut, dan wanita-wanita. Orang-orang lemah ini kalau sudah berani menghadapi lawan.
Berarti mereka telah memiliki ilmu kepandaian tinggi karena mereka tidak dapat mengandalkan tenaga mereka yang lemah, pula.
Karena keadaan mereka yang kelihatan lemah, lawan menjadi lengah dan memandang rendah. Maka dia tidak segera menerjang secara…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader