BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Wanita itu tertawa. “Mana ada waktu beristirahat dengan tenang di istana? Isterinya, Puteri Sung itu terlalu rewel, bahkan kini kabarnya sakit sehingga diajak tetirah ke Hutan Bunga Bwee di tepi sungai”
“Di mana tempat itu?” Han Ki yang tak sabaran bertanya keberadaan kekasih nya.
“Ihh, mau apa sih engkau mencari puteri yang sakit-sakitan? Di sini banyak….”
“Lekas katakan!” Han Ki membentak marah ketika mendengar wanita-wanita itu mulai tertawa memikat.
“Kalau tidak terpaksa aku akan membunuh kalian!” Ia sengaja mengancam dan berhasillah dia karena wanita-wanita itu menjadi pucat dan ketakutan.
“Di luar kota raja, di sebelah utara, dekat sungai ada hutan penuh bunga bwee dan sudah beberapa hari mereka di sana…. aihhh….!”
Wanita itu dan teman-temannya menjerit ketika tiba-tiba tubuh Han Ki berkelebat dan pemuda gagah itu sudah lenyap dari depan mereka.
“Setan….! Siluman….!” Mereka berteriak-teriak sambil melarikan diri, ada yang terkencing-kencing ketakutan dan bahkan ada yang pingsan di tempatnya!
Semenjak malam itu, sampai beberapa lama pemuda itu menjadi bahan percakapan para selir dengan penuh rasa ngeri dan juga rindu!
Akan tetapi ketika Han Ki tiba di hutan yang dimaksud, ia terkejut menyaksikan bekas-bekas pertempuran dan mendapat kabar bahwa malam tadi tempat itu diserbu oleh gerombolan pasukan Mancu.
Yang memang telah bermusuhan dengan pihak Yucen. Banyak terdapat mayat-mayat bangsa Mancu dan Yucen dan ketika dia tiba di situ.
Pasukan Yucen sedang mengangkuti mayat-mayat itu dan melakukan penjagaan ketat. Namun, dengan kepandaiannya yang tinggi.
Han Ki berhasil mendekati sampai di luar perkemahan yang ditinggali Pangeran Dhanu dan isterinya. Di luar perkemahan dia dihadang oleh para pengawal!
“Berhenti! Siapa engkau dan ada keperluan apa?” bentak pengawal-pengawal itu.
“Aku hendak berjumpa dengan Pangeran Dhanu. Aku adalah…. seorang saudara dari isterinya, hendak menengoknya, karena kabarnya sakit.”
Para pengawal mengepungnya dengan pandang mata curiga. “Sang Pangeran sedang sibuk, Sang Puteri sakit keras….”
Tiba-tiba Han Ki meloncat ke dalam kemah, gerakannya amat cepat sehingga para pengawal itu sejenak melongo karena kehilangan pemuda itu.
Baru mereka tahu bahwa pemuda itu menerobos masuk ketika mendengar pemuda itu menjerit, “Hong-Kwi….!”
Mendengar kekasih nya sakit keras, pemuda itu seperti gila dan nekat menerobos sambil memanggil nama kekasihnya.
“Han Ki-koko….? Ohhh….”
Suara ini cukup bagi Han Ki. Dia mengerahkan tenaganya dan tubuhnya berkelebat memasuki sebuah kamar di dalam perkemahan besar itu dan dia berdiri pucat dengan mata terbelalak.
Memandang tubuh kekasih nya yang rebah telentang seperti mati di atas pembaringan. Di kepala pembaringan itu duduk seorang laki-laki yang berkumis tipis berpakaian indah dan bersikap gagah.
Namun wajahnya diliputi kedukaan besar. Laki-laki ini meloncat bangun dan tangannya meraba gagang pedangnya. Seorang pelayan wanita mundur-mundur ketakutan memandang Han Ki……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader