BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Dapat menyeret tubuhku dengan hanya lengan kanan ini sampai ke tempat ini, terpencil dan terasing. Sepuluh tahun lamanya aku berdiam di sini, menggembleng diri.
Dan terutama sekali mempelajari rahasia ilmu-ilmu kedua pihak yang sesungguhnya memang sesumber. Dan ketekunanku selama sepuluh tahun ini berhasil baik, Nona!
Aku telah memecahkan kedua ilmu mereka, maksudku aku telah menemukan cara pemecahannya dan cara untuk menundukkan ilmu gerak tangan kilat dari kaum kaki buntung.
“Dan ilmu gerak kaki kilat dari kaum lengan buntung. Dengan ilmu ini mereka tentu akan dapat ditundukkan kalau perlu dengan kekerasan!”
Wajah Siauw Bwee berseri, dia ikut merasa gembira akan hasil kakek itu yang akan dapat memenuhi cita-cita hidupnya.
Yaitu menundukkan dan mendamaikan kedua kaum yang bersaudara akan tetapi permusuhan itu. “Bagus sekali, Locianpwe.
“Kalau begitu, Locianpwe pergunakan saja ilmu itu untuk menghajar orang-orang keras kepala itu!” serunya.
“Nona, lihatlah keadaanku. Aku hanya mempunyai sebuah lengan dan aku…. karena terlalu tekun menggembleng diri dengan ilmu-ilmu itu, aku menderita sakit jantung yang hebat dan takkan terobati lagi.
Biarpun semua teori silat mereka sudah berada di telapak tanganku kalau aku hanya mempunyai satu lengan saja, bagaimana mungkin aku dapat menghadapi mereka?”
“Ohhh….! Maafkan aku, Locianpwe,” Siauw Bwee berkata dengan muka merah karena dalam kegembiraannya tadi ia sampai lupa bahwa kakek itu tubuhnya tidak lengkap lagi.
“Tidak apa, Nona. Bahkan akulah yang minta maaf kepadamu karena berani minta engkau seorang luar untuk mewakili aku….”
“Maksudmu….?”
“Ilmu kepandaianmu hebat, Nona. Baik Liong Ki Bok maupun The Bian Le, malah aku sendiri tidak akan dapat menandingimu. Engkau tentu murid seorang yang amat sakti.
“Akan tetapi, kalau engkau dikeroyok dan menghadapi ilmu silat gerak tangan sakti dan gerak kaki sakti, engkau yang masih kurang pengalaman tentu akan menjadi bingung sehingga keadaanmu akan berbahaya.
Akan tetapi kalau engkau kuberi pelajaran rahasia tentang kedua ilmu itu dan pemecahannya, dengan mudah engkau akan dapat mengalahkan mereka.
Nona, sudikah engkau memenuhi permintaan seorang tua yang sudah hampir mati dan sudikah engkau membiarkan aku mati dalam keadaan meram dan tenang karena menyaksikan kedua kaum itu telah dapat dipaksa berdamai?”
Kakek itu suaranya seperti orang akan menangis dan disambungnya dengan suara parau. “Andaikata aku memiliki dua buah kaki, aku akan berlutut memohon kepadamu, Khu-lihiap!”
Siauw Bwee merasa terharu sekali. Dia memiliki watak yang halus dan perasa, penuh welas asih, bagaimana mungkin ia dapat menolak permintaan itu?
“Aihh, Locianpwe harap jangan terlalu sungkan. Aku sudah Locianpwe tolong dari ancaman maut dikeroyok burung-burung liar dan aku belum dapat membalas budi itu. Tentu saja aku akan berusaha untuk memenuhi permintaanmu.”
“Terima kasih, Li-hiap! Semoga Tuhan memberkatimu! Dan jangan bicara tentang budi pertolongan dariku, karena aku tahu bahwa tanpa kunasihatkan untuk menyelam juga, burung-burung gila itu mana…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader