BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Perang kecil yang berat sebelah itu berlangsung tidak terlalu lama. Biarpun mengorbankan beberapa orang anak buahnya.
Namun pasukan Yucen akhirnya berhasil membunuh empat belas orang gerombolan bekas pengawal Khitan itu.
Mayat mereka malang-melintang dan bertumpuk-tumpuk di antara mayat-mayat bekas korban mereka, penduduk dusun dan wanita-wanita muda yang mereka perkosa.
Sisa pasukan Yucen lalu pergi meninggalkan dusun itu yang kini berubah menjadi tempat yang mengerikan sekali. Keadaan amat sunyi, yang terdengar hanyalah api yang masih memakan atap-atap rumah.
Tampak di sana-sini muncul beberapa orang penduduk yang berani datang untuk mengambil dan mengungsikan barang-barang mereka.
Akan tetapi tak seorang pun berani mendekati tumpukan mayat empat belas orang gerombolan yang merubah dusun itu menjadi neraka bagi penduduknya.
Tak lama kemudian, dari arah barat tampak dua orang berjalan ke arah dusun itu. Dari jauh sudah tampak bahwa mereka adalah seorang laki-laki dan seorang wanita.
Yang laki-laki berkulit hitam sekali dan yang wanita berkulit putih, akan tetapi tubuh wanita itu tinggi, bahkan lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan laki-laki berkulit hitam itu.
Kalau dilihat dari dekat, tentu orang akan terheran-heran melihat pakaian dan wajah mereka yang berbeda jauh dari penduduk umumnya.
Laki-laki itu tinggi kurus, kulitnya hitam arang, rambutnya yang keriting ditutup sorban kuning, tubuh atas tidak berbaju hanya dilibat kain kuning yang sudah dekil.
Tubuh bawah memakai celana hitam sampai di bawah lutut, kakinya tidak bersepatu. Sederhana sekali pakaian dan sikapnya.
Namun wajahnya membayangkan kewibawaan besar dengan sepasang mata yang tajam seperti mata pedang tetapi juga menyeramkan dan liar itu bergerak ke sana-sini.
Si Wanita tidak kalah anehnya. Wajahnya berbentuk seperti laki-laki itu, kening lebar, mata lebar, hidung mancung sekali dan besar, dagu runcing sehingga dia memiliki kecantikan yang aneh dan khas.
Telinganya memakai hiasan cincin besar, rambutnya terurai sampai ke punggung. Tubuhnya tinggi besar, nampak kuat seperti tubuh pria namun gerak-geriknya yang lemah-lembut menandakan bahwa dia benar-benar seorang wanita.
Memakai baju berlengan pendek dan celana panjang sampai ke kaki berwarna biru, akan tetapi di luar bajunya, ia memakai sutera kuning yang panjang dilibat-libatkan di tubuh.
Lengan kirinya yang berkulit putih kemerahan, bukan putih kekuningan seperti kulit wanita pribumi, memakai sebuah gelang emas yang besar dan tebal.
Demikian pula kedua pergelangan kakinya dihias gelang kaki terbuat dari pada emas sehingga kadang-kadang kalau kedua kaki berganti langkah, gelang-gelang itu beradu dan menimbulkan suara berdencing nyaring.
Usia mereka kurang lebih empat puluh tahun dan mereka berjalan berdampingan tanpa berkata-kata, memasuki dusun itu dan menggeleng-geleng kepala menyaksikan rumah-rumah terbakar dan mayat-mayat bertumpukan dan berserakan.
Ketika tiba di tumpukan mayat empat belas orang bekas pengawal Khitan dan wanita-wanita serta penduduk, mereka berhenti dan bicara dalam bahasa India.
“Bukankah pakaian mereka itu menunjukkan bahwa mereka, pasukan pengawal Khitan?” kata Si Wanita…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader