BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Si Mayat Hidup, dia menjadi makin geli hatinya melihat betapa “mayat hidup” itu matanya melotot memandang kepadanya kedua kaki mayat hidup itu menggigil.
Siauw Bwee makin geli hatinya, maklum bahwa tentulah mayat hidup yang sebenarnya seorang manusia yang masih hidup itu kini menderita kengerian seperti dia tadi.
Tentu orang ini mengira bahwa dialah yang kini menjadi mayat hidup! Terdorong oleh rasa geli dan kelegaan hatinya mendapat kenyataan bahwa mayat hidup itu hanyalah seorang manusia hidup.
Timbul kenakalan Siauw Bwee. Dia sengaja menyeringai untuk menakut-nakuti, setelah tiba di depan mayat hidup itu ia tertawa dengan suara mengerikan.
“He-he-hi-hi-hiiik! Bangkai ini masih baik, enak diganyang jantungnya!”
Dengan gerakan dibuat-buat, Siauw Bwee membentuk kedua tangannya seperti cakar setan dan melangkah maju.
“Hiiiihh!” Kini “mayat hidup” itu tidak dapat menahan kengerian hatinya dan ia meloncat meninggalkan lubangnya, menjauhi Siauw Bwee dan berdiri dengan kedua kaki menggigil.
Siauw Bwee tak dapat bersandiwara terus dan ia tertawa terpingkal-pingkal. “Nah, kau tahu sekarang rasanya orang yang ketakutan menghadapi mayat hidup!” katanya.
“Orang she Cia, mengapa engkau pura-pura mati dan berada di tempat ini?”
Orang yang tadinya berdiri menggigil itu menjadi begitu lega hatinya sehingga jatuh terduduk. “Aahhh…, sungguh mati. Aku hampir pingsan ketakutan!” katanya, suaranya besar dan agak parau.
Agaknya karena sudah lama tidak bicara. “Aku sendiri tadi sampai pingsan saking takutku melihat engkau sebagai mayat hidup,” Siauw Bwee berkata sambil tertawa geli.
Orang itu meloncat bangun, gerakannya cepat sekali. “Eh, engkau tadi dibawa si ketua Liong Ki Bok itu ke sini dalam keadaan mati. Orang mati mana bisa pingsan dan mana mungkin sekarang engkau hidup lagi?”
Siauw Bwee menjebirkan bibirnya. “Tidak meraba kepalamu sendiri! Engkau pun masih hidup, mengapa berada di sini dan beraksi sebagai mayat?”
Sejenak laki-laki tinggi besar gundul itu memandang Siauw Bwee, kemudian menggeleng kepala dan menghela napas.
“Sukar dipercaya…. akan tetapi…. Liong Ki Bok tadi sudah mengatakan sendiri bahwa kepandaianmu melebihi aku.
“Hemm, Nona, dengan cara bagaimanakah engkau dapat mengakali Liong Ki Bok yang lihai sehingga engkau disangka mati dan dibawa ke sini?”
“Mudah saja. Dengan Pi-ki-hoan-hiat (Menutupi Hawa Memindahkan Jalan Darah) aku bisa menghentikan napas dan nemindahkan denyut perjalanan darah.”
Mata orang itu terbelalak. “Engkau? Semuda ini sudah pandai melakukan hal itu?”
“Jangan terlalu memuji, Sobat.” Siauw Bwee segera merasa suka kepada orang ini karena merasa “senasib”. “Engkau sendiri pun telah dapat mengakali Liong Ki Bok dan berpura-pura mati.”
“Aku lain lagi. Aku memang hampir mati ketika dibawa ke sini…. eh, nanti dulu, Nona. Sebelum aku menceritakan rahasiaku, aku harus men….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader