BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dia merasa seolah-olah jari tangan suhengnya itu bukan meraba-raba arca, melainkan meraba dan membelai tubuhnya sendiri, membuat ia merasa mesra dan nikmat.
Akan tetapi, mengapa suhengnya tidak mau mengaku cinta? Apakah karena di sampingnya ada Siauw Bwee?
Hatinya kecewa, penasaran, dan mengkal dan larilah dara ini kepada cita-citanya. Dia harus memenuhi cita-citanya.
Dia harus membalas dendam keluarganya. Membalas kematian ayah bundanya, membalas kehancuran kerajaan ayahnya.
Dia akan membalas dendam kepada Kerajaan Mongol dan Kerajaan Sung, terutama sekali Kerajaan Sung karena selain kerajaan ini ikut bertanggung jawab atas kehancuran Kerajaan Khitan.
Dan tewasnya ayah bundanya, juga Kerajaan Sung telah menewaskan pek-hunya, Menteri Kam Liong, dan telah membikin sengsara pula kepada suhengnya, Kam Han Ki.
Dia harus membalas Kerajaan Sung, inilah tugasnya yang paling penting. Biarpun dia tidak tahu bagaimana caranya membalas dendam kepada sebuah kerajaan.
Namun dia akan mencari cara itu, dan tidak akan berhenti sebelum cita-citanya tercapai. Dia percaya bahwa ilmu kepandaiannya sudah cukup tinggi.
Dan dia tidak takut menghadapi siapapun juga di Kerajaan Sung! Perahunya berlayar terus ke barat. Sampai keesokan harinya, dia beium melihat daratan besar.
Hanya bertemu dengan pulau-pulau kecil yang kosong. Akan tetapi pada keesokan harinya, menjelang tengah hari.
Ia terkejut melihat sebuah mayat manusia terbawa ombak lalu didekat perahunya. Mayat seorang laki-laki yang berpakaian tentara!
Maya cepat lari ke pinggir perahu dan kini tampaklah olehnya bahwa bukan hanya sebuah itu saja mayat yang terapung di laut.
Karena segera tampak banyak sekali mayat manusia di samping bagian-bagian perahu yang pecah dan peralatan perang yang terbawa hanyut oleh ombak. Siapakah mereka?
Tentara mana dan mengapa perahu mereka pecah dan mereka semua tewas? Pada tubuh mayat-mayat itu tampak luka-luka bekas senjata tajam.
Agaknya terjadi pertempuran yang mengakibatkan semua ini, pikirnya. Tiba-tiba ia makin terkejut melihat asap membubuhg tinggi di sebelah kiri perahu, agak jauh dari situ.
Maya cepat mengatur kemudi dan membelokkan perahunya menuju ke arah asap yang membubung tinggi.
Perahunya melawan ombak dan tak lama kemudian tampaklah olehnya penyebab asap itu. Kiranya ada beberapa buah perahu terbakar dan di atas lautan yang bergelombang itu tampak olehnya.
Pertempuran yang dahsyat antara dua pasukan di atas perahu-perahu besar dan kecil yang berk gerak-gerak naik turun oleh ombak.
Udara yang digelapkan oleh asap itu penuh dengan anak panah yang beterbangan ke sana-sini mengeluarkan bunyi bersuitan dan amat banyak bagaikan hujan saling menyerang musuh kedua pihak.
Tampak pula panah-panah yang dipasangi kain berminyak yang bernyala-nyala menyambar perahu-perahu dan terbakarlah perahu-perahu yang terkena panah berapi ini.
Dahsyat dan mengerikan, bising oleh suara anak panah, suara perahu memakan perahu, dan suara teriakan-teriakan manusia sedang berjuang melawan maut.
Mayat-mayat bergelimpangan di atas perahu-perahu, ada yang terapung-apung, ada pula yang terluka dan belum mati terlempar ke laut.
Teriakan mereka melolong-lolong karena ngeri menghadapi maut di laut, sungguh menyayat hati. Banyak sekali di antara perajurit yang tadinya dengan gagah berani menghadapi maut….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader