BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Melawan musuh, setelah kini berada dalam cengkeraman maut yang berada gelombang lautan, menjerit-jerit dan minta tolong seperti seorang pengecut yang penakut.
Memang adakalanya orang yang berani mati menghadapi ancaman maut di tangan senjata tajam musuh menjadi ketakutan menghadapi ancaman maut ditelan air.
Maya memandang semua itu dengan hati tertarik. Aneh-aneh sekali. Dia tidak merasa ngeri atau takut!
Pengalaman-pengalamannya setelah Kerajaan Khitan hancur, ketika dia dibawa pasukan Khitan yang berkhianat di bawah pimpinan bekas pengawal Bhutan.
Amatlah hebatnya sehingga perang bukan merupakan hal yang baru baginya. Dia sama sekali tidak merasa takut atau ngeri, bahkan tertarik hatinya untuk ikut pula berperang!
Dia tidak tahu siapa yang berperang, akan tetapi dia ingin membantu pihak yang terdesak! Karena itu, Maya mempercepat perahunya menghampiri daerah perang yang mengerikan itu.
Dan matanya memandang penuh perhatian. Ketika ia melihat sebuah perahu besar seperti perahu perang dikepung oleh banyak perahu-perahu kecil, ia mendekatkan perahunya ke tempat itu.
Kagum hatinya menyaksikan beberapa orang berpakaian perwira dan anak buahnya mempertahankan perahu besar itu.
Setiap kali ada perajurit dari perahu-perahu kecil itu berhasil meloncat ke atas perahu besar, tentu orang ini roboh lagi dengan tubuh terluka.
Gerakan para perwira di atas perahu besar menunjukkan bahwa mereka memiliki kegagahan dan kepandaian lumayan.
Akan tetapi, serangan anak panah yang seperti hujan lebatnya, telah merobohkan banyak anak buah perahu besar sehingga di atas dek perahu besar itu telah bertumpukan mayat-mayat perajurit.
Hanya beberapa orang perwira yang masih sempat mempertahankan diri, menggunakan golok besar atau pedang untuk menangkis semua anak panah yang menyambar ke arah diri mereka.
Di antara beberapa orang perwira itu, ada dua orang yang amat mengagumkan hati Maya karena mereka itu amat gagah perkasa, dan bukan hanya melindungi diri sendiri.
Namun juga orang ini membagi-bagi perintah dan berusaha melindungi anak buah mereka dengan pedang mereka yang panjang.
Seorang di antara mereka yang berpakaian amat indah dan gagahnya dapat ia kenal dari pakaiannya sebagai seorang panglima besar, berjenggot panjang dan sudah putih.
Adapun orang kedua adalah seorang berpakaian panglima muda yang brewok dan gagah perkasa, yang berjuang bahu-membahu dengan Si Panglima Besar.
Namun keadaan mereka itu amat terdesak, tidak hanya karena pihak musuh yang amat banyak jumlahnya, yang meloncat dari perahu-perahu kecil yang mengepung perahu besar-besar.
Akan tetapi juga karena para anak buah mereka itu sibuk memadamkan perahu besar yang sudah terbakar sebagian!
“Gak-goanswe (Jenderal Gak), engkau sudah memberontak terhadap Kerajaan Sung, sekarang telah terkepung menyerahlah!”
Terdengar teriakan dari perahuperahu kecil, dan mendengar ini, segera timbul rasa suka di hati Maya terhadap jenderal yang agaknya memberontak terhadap pemerintah Sung ini.
Inilah kesempatannya untuk membalas….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader