BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Thai-lek Siauw-hud Ngo Kee juga hadir! Sekarang tahulah aku bahwa yang berdiri di belakang semua ini tentulah Coa Sin Cu!?”
“Setan kau!” Dua orang perwira gendut dan kurus itu sudah menerjang maju, dibantu oleh dua orang kang-ouw, sedangkan tosu.
Dan Si Gendut yang bukan lain adalah Thai-lek Siauw-hud Ngo Kee menerjang Gin Sim Hwesio yang dibantu enam orang muridnya.
Im-yang Seng-cu sudah menggerakkan tongkatnya dan sinar hitam yang lebar dan panjang bergulung di depan tubuhnya menangkis serangan empat batang pedang.
Dan sambil meloncat mundur mencari tempat luas ia mengejek ke arah ketua kuil cabang Siauw-lim-si,
“Bagaimana, Losuhu? Berhasilkah engkau menghadapi mereka dengan pelajaran suci agamamu? Ha-ha-ha, orang-orang macam mereka ini hanya patut dihadapi dengan tongkat penggebuk anjing!”
“Omitohud…., terpaksa pinceng melanggar pantangan berkelahi!” Gin Sim Hwesio juga sudah menggerakkan tongkat hwesionya dan melanjutkan.
“Im-yang Seng-cu, terima kasih atas bantuanmu akan tetapi jangan mengotorkan kuil dengan darah atau pembunuhan!”
Akan tetapi, biarpun mulutnya berkata demikian, hati hwesio ini terkejut sekali menyaksikan kelihaian dua orang lawannya.
Terutama Si Gendut yang dengan gerakan golok besarnya di tangan kanan telah membuat senjata para muridnya menyeleweng.
Kemudian dorongan tangan kiri yang amat kuat membuat seorang di antara muridnya roboh terjengkang dan muntah darah!
“Ha-ha-ha, Gin Sim Hwesio. Kalau kita tidak membunuh tentu kita yang akan terbunuh!” Im-yang, Seng-cu tertawa lagi, tongkatnya men yambar-nyambar dan dengan ilmu kepandaiannya yang campuraduk.
Ia berhasil mengacaukan pertahanan keempat orang pengeroyoknya. Imyang Seng-cu adalah seorang jagoan Hoa-san-pai, murid Tee Cu Cinjin yang merupakan orang terpandai di Hoa-san-pai.
Akan tetapi semenjak bertahun-tahun ia berkelana, merantau dan mempelajari banyak sekali ilmu silat.
Memang mempelajari ilmu silat merupakan hobbynya. Tidak seperti para murid Hoa-san-pai yang menjaga kemurnian ilmu silat Hoasan-pai dan tidak sudi mempelajari ilmu silat golongan atau partai lain.
Im-yang Seng-cu tidak pantang mempelajari ilmu silat apapun juga, baik ilmu silat kaum putih maupun kaum hitam sehingga dia dianggap murtad dari Hoa-san-pai.
Akan tetapi berkat kesukaannya mempelajari segala macam ilmu silat dan “mengawin-ngawinkan” semua ilmu itu.
Im-yang Seng-cu memperoleh kemajuan hebat dan dia memiliki gerakan yang aneh-aneh.
Sedangkan keuntungan lain adalah bahwa dia mengenal dasar-dasar gerakan ilmu silat lawan sehingga memudahkannya untuk menghadapi lawan itu.
Selain segala keanehan yang dimilikinya, juga jago kang-ouw yang masih muda akan tetapi wataknya luar biasa ini mempunyai sebuah keanehan lain.
Yaitu dia selalu bernyanyi dan mengarang sajak setiap melakukan pertempuran! Kali ini pun dia sudah memutar tongkatnya sambil bernyanyi, suaranya lantang dan nyaring:
“Betapa dunia takkan kacau-balau oleh tingkah mahluk bernama manusia
Pendeta tidak segan berbuat dosa
pejabat tidak segan bsrbuat khianat
Pendekar berubah menjadi penjahat
Si bengcu cerdik menggoyang kaki
membiarkan anjing-anjing memperebutkan tulang
tinggal dia menanti hasil terakhir!
Oh dunia….!Oh manusia….!
Sungguh menyedihkan, ataukah menggelikan”…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader