BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kekuasaannya untuk meredakan keadaan, untuk mengadili segala perkara dengan bijaksana, namun tidak berdaya menahan lajunya kemunduran kerajaannya!
Raja Talibu dengan isterinya, Puteri Mimi yang cantik jelita, hanya mempunyai seorang anak perempuan mungil dan cantik jelita seperti ibunya, lincah nakal dan penuh keberanian seperti watak neneknya.
Anak ini diberi nama Puteri Maya dan pada waktu itu telah berusia sepuluh tahun. Karena ayah bundanya adalah keturunan pendekar-pendekar yang berilmu tinggi, biarpun dia seorang puteri raja, semenjak kecil Maya suka sekali dengan ilmu silat.
Raja Talibu sebagai putera pendekar Suling Emas dan Ratu Yalina yang juga memiliki ilmu silat luar biasa, tentu saja tidak melarang puterinya belajar ilmu silat.
Sebaliknya ia sendiri malah menggembleng puterinya itu dengan ilmu silat tinggi sehingga Puteri Maya menjadi seorang anak perempuan yang gagah berani dan suka pergi berburu sejak kecil.
Malah dia mempunyai pasukan pengawal sendiri yang menemaninya pergi berburu binatang buas. Biarpun usianya baru sepuluh tahun.
Puteri Maya berani menghadapi seekor biruang seorang diri saja, merobohkan binatang itu dengan anak panah atau dengan sebatang tombak panjang! Pada suatu pagi yang cerah.
Puteri Maya sudah tampak berkeliaran di dalam hutan di sebelah barat kota raja Khitan. Seperti biasa, kalau dia sedang berburu binatang di dalam hutan, dia berpakaian pria yang ringkas sehingga memudahkannya untuk bergerak di dalam hutan-hutan liar itu.
Apalagi jika bertemu binatang dan melakukan pengejaran atau pertempuran dengan binatang buas. Dan seperti biasa pula, pada pagi hari itu juga.
Maya jauh meninggalkan para pengawalnya, hal yang selalu membuat para pengawal menjadi khawatir dan diam-diam merasa jengkel.
Namun tidak pernah mereka mengeluh karena sesungguhnya para pengawal, seperti hampir semua orang di Khitan, amat sayang kepada puteri yang cantik jelita ini.
Kesayangan semua orang inilah yang membuat Maya memiliki watak manja dan selalu ingin dipenuhi permintaannya!
Selagi ia menyelinap di antara pohon-pohon mengintai dan mencari binatang buruan, tiba-tiba ia dikejutkan derap kaki kuda. Hampir saja ia membentak marah karena disangkanya itu derap kaki kuda para pengawalnya.
Ia marah karena suara berisik tentu saja mengganggunya, membikin takut binatang-binatang hutan yang tentu akan lari dan bersembunyi.
Akan tetapi kemarahannya berubah menjadi keheranan dan ia cepat bersembunyi di balik pohon ketika melihat bahwa yang datang bukanlah pasukan pengawalnya, melainkan pasukan pilihan ayahnya yang mengangkut perlengkapan perang!
Setelah pasukan itu lewat dan menghilang ke jurusan barat, Maya masih berdiri di tempat persembunyiannya sambil termenung heran memikirkan hal itu.
Ayahnya telah beberapa hari pergi meninggalkan istana dan menurut ibunya, ayahnya sedang menyelidiki keadaan di perbatasan barat karena ada kabar bahwa bangsa Yucen sedang bergerak di sana, ada tanda-tanda bahwa bangsa itu mempunyai niat tidak baik terhadap Kerajaan Khitan dan daerahnya.
Akan tetapi, mengapa ayahnya belum kembali dan sekarang malah pasukan ayahnya mengirim perbekalan perang? Apakah akan terjadi perang dengan bangsa Yucen? Ia harus pulang dan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader