BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bertanya kepada ibunya. Hilanglah nafsunya untuk berburu lagi dan dia lalu berlari kembali menjumpai para pengawalnya memerintahkan mereka untuk pulang ke kota raja.
Setelah tiba di istana Maya bergegas lari memasuki kamar ibunya dan betapa kagetnya ketika ia menyaksikan ibunya sedang duduk termenung dengan muka muram dan mata merah bekas menangis.
Juga tadi ia melihat bahwa para tentara telah bersiap-siap melakukan penjagaan di kota raja. Apakah yang terjadi? Maya menubruk ibunya.
“Ibunda….! Apakah yang terjadi? Mengapa pasukan Ayah membawa perlengkapan perang? Mengapa pasukan-pasukan menjaga kota raja? Mengapa Ibu berduka dan menangis?”
Puteri Mimi memeluk dan mencium muka anaknya, kemudian berkata perlahan, “Kutukan dewa….! Kutukan dewa menimpa kita….! Ah, aku pun ikut berdosa dan engkau…. Anakku, semoga para dewa melindungimu dan tidak menimpakan kemarahannya kepadamu. Engkau tidak berdosa….!”
Puteri itu tak dapat menahan keluarnya air mata. “Eh, Ibu! Ada apakah?” Maya yang berhati keras dan tabah itu mendesak ibunya, sepasang matanya bersinar-sinar penuh kemarahan karena ia ingin tahu siapa yang menyebabkan ibunya berduka.
Biar dewa sekalipun akan dilawannya kalau dewa membuat ibunya berduka! Puteri Mimi yang cantik jelita itu menghela napas.
Wajahnya yang berkulit halus dan biasanya berwarna kemerahan, kini pucat dan alisnya berkerut tanda bahwa hatinya diliputi kegelisahan.
“Seharusnya Ayahmu menikah dengan Mutiara Hitam. Hal ini sudah dikehendaki para dewa semenjak mereka berdua belum lahir.
Akan tetapi, ahhh…. nenekmu menghendaki lain. Ayahmu dikawinkan dengan orang lain. Tentu saja dewa menjadi marah dan sekaranglah tiba kutukannya menimpa keluarga kita.” Kembali puteri ini menangis.
“Ibu, kutukan apakah itu? Apa yang terjadi?” “Semenjak nenekmu, Ratu Yalina, meninggalkan Khitan bersama kakekmu, negara kita selalu dirundung kemalangan.
Bencana alam dan perselisihan antara bangsawan mengakibatkan penderitaan, namun semua itu masih belum seberapa, masih dapat diatasi oleh kebijaksanaan ayahmu.
Akan tetapi sekarang…. ahh, beberapa orang bangsawan memberontak dan bersekutu dengan suku bangsa Yucen, ada yang menyeberang kepada suku bangsa Mongol dan Mancu, ada pula yang bersekutu dengan Kerajaan Sung dan kini mereka itu mengepung kita.
Ayahmu sendiri berusaha menginsyafkan mereka dan mengajak damai bangsa Yucen, namun agaknya sia-sia belaka maka jalan satu-satunya hanyalah mempertahankan Negara Khitan.”
Muka Maya menjadi merah, kedua tangannya dikepalkan. “Mengapa berduka, Ibu? Kalau musuh datang kita lawan!”
Melihat sikap puterinya, di dalam tangisnya Puteri Mimi tersenyum dan merangkulnya. “Engkau mewarisi sifat-sifat nenek dan kakekmu…. akan tetapi…. musuh terlalu banyak dan terlalu kuat.
Betapapun juga, benar katamu, Anakku, kita akan melawan!” Hati Ratu ini dibesarkan oleh sikap puterinya. Ia tidak tahu bahwa pada waktu itu.
Bangsa Mongol sudah menjadi bangsa yang amat kuat dan bangsa ini mulai memperkembangkan sayapnya bagaikan gelombang besar datang menelan segala sesuatu yang merintang di depannya!….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader