BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Pemuda yang menurut Maya bernama Siangkoan Lee dan yang membunuh kurirnya. Setelah menanti agak lama sehingga ia merasa yakin betul bahwa Khu Tek San dan Maya sudah pergi jauh kembali ke Kerajaan Sung.
Mutiara Hitam melepaskan dengan Raja Yucen, juga suaminya melepaskan pundak kedua orang panglima tinggi yang sama sekali tak mampu bergerak ketika dicengkeramannya tadi.
Mutiara Hitam menjura kepada raja itu dan berkata, “Harap Sri Baginda maafkan kami. Kalau menurutkan nafsu hati, agaknya Paduka sudah kami bunuh mengingat akan tewasnya kakakku Raja Khitan di tangan kalian….”
“Ahhhh, tuduhan keji itu!” Raja Yucen membentak marah. “Raja Khitan dan kami pada saat terakhir berjuang bahu-membahu menghadapi gelombang serbuan bangsa Mongol sampai Raja Khitan gugur! Bukan kami yang membunuhnya!”
Mutiara Hitam dan suaminya saling pandang, kemudian Mutiara Hitam berkata, “Siapapun yang membunuhnya, kakakku ini gugur dalam perang maka saya pun tidak akan menyalahkan siapa-siapa.
“Akan tetapi, kami tidak menanam permusuhan dengan siapa juga, dengan Raja Yucen pun tidak, maka harap saja Sri Baginda tidak melanjutkan sikap memusuhi kami dan memerintahkan kepada anak buah Paduka agar kelak tidak lagi mengganggu kami!
Raja itu bersungut-sungut. “Musuh kami hanya negara lain, bukan perorangan. Apa untungnya bermusuhan dengan Mutiara Hitam? Asal engkau tidak mengganggu keamanan di wilayah kami, perlu apa kami memusuhimu?”
“Bagus, dengan demikian kita sudah saling mengerti. Nah, selamat tinggal, Sri baginda dan maaf sekali lagi!”
Mutiara Hitam menyambar tangan Yan Hwa sedangkan suaminya menggandeng tangan Ji Kun, kemudian mereka berkelebat lenyap ditelan kegelapan malam.
“Sialan!” Raja Yucen membanting-banting kaki. “Turunkan aku….! Goblok kalian semua begini banyak orang tak berguna menghadapi dua orang saja!
Aku harus menegur Raja Sung! Tidak patut memata-matai kerajaan sahabat sendiri! Apa-apaan ini? Kalau tidak ada penyelesaian yang memuaskan, ku gempur wilayah Sung!” Raja itu mencak-mencak dan marah-marah.
***
Karena sudah bertemu dengan keponakannya, Puteri Maya, maka Mutiara Hitam dan suami serta murid-murid tidak melanjutkan perjalanan ke Go-bi-san.
Dan mereka lalu kembali ke puncak Gunung Yin-san di mana terdapat sebuah guha besar yang pernah mereka pergunakan sebagai tempat tinggal.
Melihat betapa pergolakan dan perang antara suku-suku di utara masih terjadi di mana-mana. Mutiara Hitam ingin mengasingkan diri saja di Yin-san agar dia dan murid-muridnya tidak terlibat.
Akan tetapi, dapat dibayangkan betapa kaget dan marah hati Mutiara Hitam ketika ia dan suaminya bersama dua orang muridnya tiba di….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader