BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Susiok….! Kau….. kau…. kenapakah…..” Tiba-tiba Tek San meloncat turun dari kudanya dan menangkap kendali kuda yang diduduki Han Ki.
Karena tiba-tiba saja pemuda itu duduk miring di atas kudanya dan kudanya hendak lari karena kendalinya tidak dikuasai Han Ki.
“Ahhh…., tidak apa-apa….“ Han Ki berkata, ia sudah dapat menguasai kembali hatinya yang terguncang hebat mendengar keterangan piauwsu itu. Akan tetapi wajahnya menjadi pucat sekali dan dahinya berkeringat. “Mari…. kita melanjutkan perjalanan secepatnya!”
Khu Tek San masih merasa heran menyaksikan pemuda itu yang tiba-tiba menjadi pucat dan muram wajahnya. Akan tetapi dia tidak berani bertanya dan mendengar ajakan Han Kit dia berkata,
“Rombongan piauwsu ini mengawal barang-barang sumbangan untuk istana. Sudah menjadi kewajiban kita untuk membantu mereka menyelamatkan barang-barang ini sampai ke istana. Sebaliknya kita melakukan perjalanan bersama mereka.”
Alasan itu kuat sekall dan Han Ki yang tidak ingin terbuka rahasia hatinya, mengangguk. Tujuh orang piauwsu itu girang sekali ketika rmendengar pengakuaan Khu Tek San.
Bahwa dia adalah seorang Panglima Sung dan hendak memperkuat pengawalan atas barang-barang yang hendak disumbangkan kepada Kaisar. Maka berangkatlah rombongan yang kini terdiri dari sepuluh orang itu.
Di sepanjang perjalanan, Maya mendapat kenyataan betapa terjadi perubahan besar sekali atas diri Han Ki. Dia membenci pemuda yang dianggapnya sombong itu, akan tetapi entah mengapap dia selalu memperhat ikan Han Ki.
Tanpa disadarinya, dia selalu memandang dan memperhatikan pemuda yang “dibencinya” itu sehingga delapan orang teman seperjalan ke Istana, dan yang lain seolah-olah tidak tampak lagi olehnya!
Karena selalu menaruh perhatian secara diam-diam inilah yang membuat Maya dapat mellhat perubahan hebat atas diri Han Ki.
Pemuda itu kelihatan murung sekali dan seperti bunga melayu dan mengering kekurangan air. Pemuda itu tidak lagi mau bercakap-cakap, selalu menjauhkan diri di waktu mereka beristirahat, duduk menjauh lalu termenung dengan alis berkerut.
Bahkan Han Ki jarang sekali mau makan kalau tidak didesak-desak olehh Tek San yang juga merasa heran dan khawatir akan keadaan pemuda itu yang selalu mengelak kalau ditanya.
Di waktu malam Maya melihat betapa Han Ki tidak permah tidur, duduk melamun menggigit kuku jari tangan atau menggigiti sebatang rumput yang dicabutnya dari dekat kaki.
Bahkan sering kali Maya mendengar dia menarik napas panjang dan mengeluh lirih, keluhan yang mengandung rintihan seolah-olah pemuda itu merasa berduka sekali, rasa duka yang ditahan-tahan dan hendak disembunyikan dari orang lain.
Kadang-kadang Maya melihat pemuda itu mengusapkan punggung tangannya ke depan mata sehingga ia dapat menduga bahwa pemuda itu telah menangis sungguhpun tak permah ia dapat melihat air matanya.
Memang amat berat penanggungan yang diderita di hati Han Ki. Ketika mendengar penuturan piauwsu tentang hendak dinikahkannya Puteri Sung Hong Kwi, seolah-olah ada petir menyambar kepalanya.
Langsung memasuki jantung Menghanguskan hati dan menghancurkan perasaannya. Hong Kwi, kekasihnya itu…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader