BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Selama ini membuat tubuh bekas pendekar yang sudah lemah itu menjadl makin lemah. Ketika ia tiba di luar pondok.
Tang Hauw Lam terkejut bukan main melihat kedua orang muridnya itu telah bertanding mati-matian dengan pedang di tangan.
Sepasang pedang iblis itu mereka pergunakan untuk saling serang dengan hebat! Apakah yang telah terjadi dengan sepasang orang muda yang semalam saling melimpahkan kasih sayangnya satu sama lain?
Ternyata bahwa ketika gurunya mempergoki perbuatan mereka dan mengundurkan diri dengan penuh kemarahan dan kedukaan, dua orang ini lalu saling menyalahkan.
Semalam suntuk mereka bercekcok, saling menuduh telah mulai dengan permainan cinta mereka, menuduh masing-masing lebih dulu mulai merayu dan memikat.
Percekcokan menjadi makin sengit ketika masing-masing menyatakan bahwa ilmu pedangnya lebih lihai, pedang masing-masing lebih ampuh.
Karena pertengkaran itu makin memuncak sehingga kemarahan mereka melampaui besarnya cinta kasih mereka.
Tak dapat dicegah lagi kedua orang muda yang masih berdarah panas ini lalu saling membuktikan keunggulan masing-masing dengan jalan mengadu ilmu secara matimatian!
Baru sekali ini. mereka bertanding sungguh-sungguh, dan anehnya, begitu kedua pedang mereka saling bentrok.
Seolah-olah ada kekuasaan gaib yang membuat mereka menjadi makin penasaran dan tidak akan merasa puas sebelum memperoleh kemenangan.
Seolah-olah mereka menjadi lebih marah dan lebih panas hatlnya, timbul keinginan untuk keluar sebagai pemenang tanpa memperhitungkan lagi bagaimana harus mengalahkan lawan.
Kalau perlu membunuhnya! Anehnya, setelah bertand ing, seolah-olah lenyap semua cinta kasih di antara mereka.
Bahkan lenyap pula semua persoalan saling menyalahkan sehingga malam tadi mereka kepergok suhu mereka.
Kini yang ada hanyalah ingin menang! Ingin membuktikan bahwa ilmu pedangnya lebih tinggi dan pedang di tangannya, lebih ampuh!
Sebagai seorang ahli, sekali pandang saja Tang Hauw Lam maklum bahwa kedua orang muridnya itu tidaklah sedang berlatih atau main-main.
Melainkan saling serang dengan dahsyat dan mati-matian. Pandang matanya berkunang, kepalanya pening karena apa yang di saksikannya ini merupakan pukulan batin ke dua yang hebat.
Yang menimbulkan kemarahan, kedukaan, penasaran dan kekecewaan. Juga dia terkejut bukan main karena dia seolah-olah tidak melihat kedua orang muridnya yang bertanding.
Melainkan Mahendra dan Nila Dewi, dua orang tokoh India yang membuat Sepasang Pedang Iblis itu! Wajah kedua orang muridnya itu mengeluarkan sinar yang sama, sinar mengerikan yang haus darah!
“Ji Kun! Yan Hwa! Berhenti bertanding….!” Ia berseru sambil lari cepat menghampiri kedua orang muridnya.
Akan tetapi, seruannya itu sekali ini tidak seperti biasa pengaruhnya. Biasanya, setiap seruannya tentu akan diperhatikan dan ditaati oleh kedua orang muridnya itu.
Akan tetapi seruan dan perintahnya sekali ini sama sekali tidak dlgubris, tidak ditaati, bahkan kedua orang muridnya saling menyerang semakin dahsyat dengan sepasang pedang iblis.
“Ji Kun! Yan Hwa! Kalian masih tidak mau berhenti?” Tang Hauw Lam yang menjadi marah sekali ini meloncat ke depen dan menerjang maju…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader