BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Suheng. Sebaliknya kita berpisah.” Ucapan itu dikeluarkan dengan suara tegas, namun mengandung kedukaan.
“Sumoi, bukankah engkau cinta padaku seperti besarnya cintaku kepadamu?”
Yan Hwa mengangguk. “Tidak kusangkal, akan tetapi cinta kita baru bersih dan membawa bahagia kalau engkau sudah mengakui keunggulan ilmu pedang dan po-kiamku (pedang pusakaku).”
Tiba-tiba sinar mata penuh kasih sayang lenyap dari mata pemuda itu, terganti sinar penasaran.
“Akan tetapi, Sumoi. Mana bisa itu? Jelas bahwa ilmuku lebih tinggi darimu, pedangku juga tidak kalah. Ingat, aku suhengmu, sudah semestinya lebih lihai darimu!”
“Hemm, kita lihat saja! Ingin bukti? Mau melanjutkan yang dahulu?”
Ji Kun bergidik, teringat betapa pertemuan di antara mereka mengorbankan nyawa suhu mereka.
Sungguhpun hal itu tarjadi tanpa mereka sengaja karena keduanya sedang diamuk penasaran dan kemarahan den mereka juga tidak mengira bahwa suhu mereka demikian lemah dan lambat gerakannya.
Sehingga termakan pedang mereka, namun peristiwa ini takkan pernah terlupa dan tetap akan menjadi tekanan batin dan perasaan berdosa.
“Cukuplah, Sumoi. Kalau engkau menghendaki perpisahan di antara kita, baiklah. Akan tetapi, kita akan menderita….”
“Aku akan kembali kepadamu setelah kuperdalam ilmuku, kembali untuk mengalahkan engkau dan setelah kau mengakui keunggulanku, baru aku suka menyambung kembali hubungan cinta kita.”
“Gila….!” Ji Kun berseru akan tetapi ia pun merasa betapa yang gila dan berpeda pendapat seperti itu bukan hanya sumoinya, melainkan dia sendiri juga!
Dia baru akan merasa puas dan cintanya takkan terganggu apabila sumoinya mau tunduk dan mengaku kalah terhadapnya.
Maka berpisah lah kedua orang muda yang saling mencinta itu, sama sakali mereka tidak sadar bahwa mereka telah berada dalam cengkeraman kekuasaan gaib dari Sepasang Pedang Iblis.
Yang seolah-olah telah kemasukan roh deri Mahendra dan Nila Dewi. Dan pada waktu itu, kembali dunia kang-ouw kemasukan dua orang muda yang berilmu tinggi.
Yang mengambli jalan masing-masing, namun yang keduanya memiliki pedang pusaka yang haus darah, memiliki sebatang Pedang Iblis!
***
Agar tidak tertinggal terlalu lama dan jauh, marilah kita ikuti perjalanan Khu Siauw Bwee, seorang dara lain yang melakukan perjalanan seorang diri.
Meninggalkan Istana Pulau Es dan meninggalkan hatinya pula yang seolah-olah tertinggal di pulau itu menemani suhengnya yang diam-diam ia cinta sepenuh hatinya, Kam Han Ki!
Dengan hati merana dan kosong, Siauw Bwee melayarkan perahu buatannya, menuju ke selatan. Seperti juga sucinya ia ingin mengobati sakit hatinya dengan pelaksanaan cita-citanya.
Pertama, dia ingin mencari ibunya yang dahulu mengungsi ketika ayahnya, mendiang Panglima Khu Tek San yang gagah perkasa, bersama suhunya, Menteri Kam Liong yang sakti, melakukan usaha nekat.
Yaitu membebaskan Kam Han Ki dari dalam penjara istana. Kemudian ia akan menuntut balas atas kematian ayahnya. Akan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader