BEBASBARU.ID, POLITIK – Kejadian yang tak di sangka-sangak terjadi, yakni viral jamaah bubar saat sholat Idil Fitri, padahal khatib belum selesai khotbahnya.
Usut punya usut, ternyata sang khatib sindir sola politik yang dikatakan penuh kecurangan dan di sebut sebagai pemilu terburuk.
Akibatnya, jamaah pun bergumam, lalu satu persatu mulai pergi meninggalkan tanah lapang, tempat sholat eid di gelar.
Kejadian unik dan langka ini di tayangkan di media sosial, yang merekam momen jamaah meninggalkan lokasi salat Idulfitri, ketika khatib menyampaikan khotbah menyangkut dugaan kecurangan pemilu.
Akun X (Twitter) @merapi_uncover yang mengunggah video itu menyebut peristiwa ini terjadi di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY.
“Sholat ied di lapangan Tamanan Bantul lagi rame lur, khotbah politik di tinggal bubar jamaah,” tulis akun itu, Kamis (11/4).
Dalam unggahan itu, terdapat dua video berdurasi pendek. Pertama, menampilkan sejumlah jamaah meninggalkan lapangan tempat salat dan kedua, menunjukkan sosok khatib dengan penggalan ceramahnya yang menyinggung kecurangan pemilu melibatkan pejabat negara.
“… oleh para pejabat negara menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif terjadi justru di terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar,” kata sosok khatib dalam video.
Samar-samar terdengar riuh dari arah para jamaah saat khatib tersebut menyampaikan khotbahnya.
“Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar…,” lanjut sang khatib.
Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi sementara itu mengaku telah menginstruksikan jajarannya di KUA Banguntapan untuk menelusuri kebenaran video tersebut. Hasilnya, diketahui bahwa salat idulfitri di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat.
Berdasarkan hasil konfirmasi jajaran KUA kepada ketua PHBI setempat, sosok khatib tersebut diketahui merupakan seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Saat khotbah yang bersangkutan menyinggung bab politik, diperkirakan sebanyak 25 persen jamaah angkat kaki dari lapangan.
“Betul bahwa, di tengah khutbah, sebagian jamaah pergi meninggalkan lapangan setelah menyimak isi materi khutbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu,” demikian hasil klarifikasi yang diterima Ahmad.
Ahmad juga menyebut saat panita memohon sang dosen untuk menjadi khatib, kedua belah pihak memang tak membicarakan materi khotbah.
Akan tetapi, Ahmad menekankan jika Kemenag Bantul beberapa hari sebelum lebaran telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan salat Idulfitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.
Dijelaskan Ahmad, pada poin ke-5 panduan itu sudah diatur jika materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik praktis sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
“Dan memang isi khutbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khutbah idulfitri seperti yang tertuang dalan SE Menag No.1 tahun 2024,” tegas Ahmad.
Menurut Ahmad, panitia telah mengoreksi diri dan sudah berjanji agar lebih berhati-hati ke depanya. Kemenag dalam hal ini turut mengimbau supaya masyarakat mencermati panduan pemerintah sehingga kejadian serupa tidak terulang di lain waktu dan tempat.***