BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dia merebahkan diri telentang dan tidur pulas! Dia tidak tahu betapa Maya duduk di dekatnya, memandang wajahnya sambil tersenyum puas!
Tidak tahu betapa Maya membuat api unggun tidak jauh dari situ sebelum meninggalkannya, masuk ke dalam guha untuk tidur ditemani Khu Tek San.
Semenjak malam itu, Han K! dapat menguasai dirinya lagi. Dia makan dan tidur seperti biasa sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, tidak lagi kehilangan semangat sehingga wajahnya tidak pucat lagi, tubuhnya juga pulih.
Kini hubungannya dengan Maya menjadi baik dan bahkan akrab, sering kali mereka duduk bercakap-cakap dan Han Ki menceritakan pengalaman-pengalamannya yang luar biasa di dunia kang-ouw, atau kadang-kadang memberi petunjuk ilmu kepada gadis cilik itu.
Akan tetapi, tak mungkin dia dapat melupakan hal yang mengecewakan hatinya, yaitu tentang Sung Hong Kwi yang akan dikawinkan dengan Raja Yucen.
Kalau teringat kepada kekasihnya, Mau tidak mau Han Ki termenung. Hanya kelincahan Maya saja yang selalu membuyarkan kedukaan ini dan mendatangkan kegembiraan di hatinya.
Sementara itu, rombongan telah melakukan perjalanan jauh dan pada suatu hari mereka memasuki sebuah hutan besar disebelah utara tapal batas kota raja.
Hutan ini sudah lama terkenal sebagai daerah yang berbahaya karena di situ sering kali dihuni oleh perampok – perampok ganas yang menghadang perjalanan yang menghubungkan kota raja dengan daerah utara.
Khu Tek San yang mengenal daerah ini segera memperingatkan para piauwsu. Para piauwsu itu tertawa dan berkata,
“Setelah kami ditemani oleh Khu-ciangkun, masa perlu takut menghadapi gang guan perampok? Nama Gin-to Piauw-kiok bukan tidak terkenal di antara kaum liok-lim dan kang-ouw.
Sungguh kebetulan sekali kami bertemu dengan Ciangkun, pertemuan yang menguntungkan kedua pihak, karena kita dapat bekerja sama saling bantu, bukan?
Keselamatan barang kawalan kami, dan keselamatan dua orang keluarga Ciangkun, dapat sama-sama kita lindungi!”
Mendengar ini, Khu Tek San hanya mengangguk-angguk, di hatinya merasa geli karena ia tahu bahwa para piauwsu ini memandang rendah kepada Kam Han Ki yang dianggapnya sebagai orang yang patut dilindungi!
Han Ki yang berada agak jauh dari mereka, dengan pendengarannya yang tajam sekali, juga mendengar kata-kata permimpin piauwsu, akan tetapi dia tidak peduli dan melanjutkan percakapannya dengan Maya sambil menjalankan kuda perlahan-lahan.
Matahari telah naik tinggi ketika mereka tiba di sebuah tikungan dan tiba-tiba terdengar suara lengkingan-lengkingan panjang dari depan, kanan dan kiri tempat itu.
Para piauwsu cepat menghentikan kereta kawalan mereka, mencabut golok dan siap karena mereka maklum bahwa suara itu adalah tanda-tanda yang dikeluarkan oleh para perampok.
Dengan golok di tangan, tujuh orang piauwsu itu kelihatan gagah sekali. Golok mereka terbuat dari pada perak, mengkilap putih tertimpa sinar matahari.
Tangan kiri bertolak pinggang, tangan kanan memegang golok melintang depan dada, kedua kaki berdiri tegak di kanan kiri agak melebar mata mereka bergerak-gerak mengerling ke kanan kiri penuh kewaspadaan.
Melihat semua piauwsu telah turun dari kuda, Khu Tek San juga….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader