BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Meloncat turun dan menggiring semua kuda mereka ke pinggir, mencancangnya pada pohon. Kam Han Ki bersikap tidak peduli, malah membawa kudanya ke kanan. meloncat turun dan duduk di atas batu di bawah pohon, menunduk.
Maya memandang tegang kepada para piauwsu gadis cilik ini pun maklum bahwa tentu akan terjadi serbuan para perampok, maka dia juga turun dari kuda, mengikat kendali kudanya dan kuda Han Ki di pohon.
Kemudian ia berdiri tak jauh dari Han Ki, jantungnya berdebar karena dia ingin sekali melihat bagaimana sepak terjang Khu Tek San dan Han Ki.
Akan tetapi, dia kecewa rmelihat Han Ki sama sekali tidak ambil peduli, bahkan kini pemuda itu menundukkan mukanya seperti orang mengantuk!
Suara suitan melengking makin berisik dan dekat, kemudian muncullah dua puluh orang lebih yang dipimpin oleh seorang laki-laki berjubah berwarna merah.
Mukanya brewok si pemimpin gerombolan dan matanya lebar dan liar seperti mata singa! Berbeda dengan para anak buahnya yang semua memakai topi kain dikerudungkan di atas kepala sampai menutupi leher.
Pemimpin itu sendiri tidak bertopi, rambutnya yang panjang diikat ke belakang dan kalau semua anak buahnya memegang senjata pedang, golok atau tombak, Si Pemimpin ini bertangan kosong dan sikapnya angkuh sekali.
Khu Tek San yang melihat dandanan para perampok, segera dapat menduga bahwa mereka bukanlah perampok-perampok biasa, melainkan pasukan yang terlatih, pasukan yang memakai pakaian seragam.
Dia tidak tahu dan tidak dapat menduga, entah dari mana datangnya pasukan itu yang kini telah menjadi gerombolan perampok. Akan tetapi
Maya dapat mengenal mereka sebagai suku bangsa Kerait yang terkenal ganas dan kejam kalau sudah berperang melawan musuh! Dan memang dugaan Maya ini benar.
Pasukan yang kini telah berubah menjadi gerombolan perampok itu adalah bekas pasukan Kerait yang terpukul hancur oleh pasukan Mongol.
Sisa pasukan yang cerai-berai itu kemudian dipimpin oleh kakek brewok ini dan menjadi gerombolan perampok yang ganas.
“Ha-ha-ha-ha! Segerobak benda-benda berharga yang berat! Dan dijaga oleh tujuh orang piauwsu Gin-to Piauwkiok! Bagus! Bagus! Selain kami dapat bertanding secara menggembirakan, juga akan mendapat hadiah segerobak harta!” Kakek Brewok pimpinan gerombolan berjubah merah itu tertawa bergelak.
Permimpin piauwsu melangkah maju, menjura dan berkata. “Maaf, sobat. Kami adalah piauwsu-piauwsu Gin-to Piauwkiok yang selamanya tidak permah bentrok dengan sobat-sobat dari liok-lim.
Karena kami tidak pernah mendengar namamu maka tidak tahu dan lewat tanpa memberi kabar lebih dulu. Harap suka memaafkan dan suka memperkenalkan namamu agar kami dapat mengirim bingkisan kehormatan. Aku yang mermimpin rombongan ini dan namaku adalah Chi Kan.”
Si Brewok itu mengelus jenggotnya yang pendek akan tetapi memenuhi mukanya itu, tangan kirinya bertolak pinggang.
la mengangguk-angguk dan berkata dengan suara nyaring, matanya yang lebar melirik-lirik ke arah kereta, kemudian ke arah Maya yang berdiri tenang. 1
“Bagus! Bagus! Gin-to Plauw-kiok memang dapat menghargai persahabatan! Kami pun bukan orang-orang yang tak tahu Kebaikan orang, maka kami tidak akan mengganggu kalian asal kalian…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader