BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Skenario dan kebohongan Israel terus terbongkar satu demi satu, yang paling baru dan bikin warga Israel syok tak terkira.
Ternyata tudingan Hamas lah yang menembaki peserta karnaval di pantai, pas hari Sabtu 7 Oktober 2023 lalu, adalah BOHONG BESAR.
Justru pasukan zionislah yang menembaki secara membabi buta dan akibatnya 200 korban jiwa warga Israel jadi korban.
Di mana di ungkapkan bahwa Militer Israel ‘menembaki’ warganya sendiri dengan tank dan rudal. Grayzone menerbitkan laporan yang mencakup berbagai insiden, bukti, dan kesaksian yang menunjukkan sidik jari Israel di seluruh pembunuhan dan pembakaran pemukim di Gaza.
Sebuah laporan mendalam yang ditulis oleh Max Blumenthal dari The Grayzone menyoroti kejahatan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap pemukim mereka sendiri pada tanggal 7 Oktober.
Menyusul keberhasilan Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh Perlawanan Palestina di Gaza, komando militer dan tentara pendudukan menjadi berantakan.
Lantaran, pangkalan demi pangkalan jatuh ke tangan pejuang Perlawanan di daerang kantong Palestina di Gaza.
Aparat militer Israel mengambil tindakan yang kemungkinan besar menyebabkan mereka membunuh sejumlah pemukimnya sendiri.
Kumpulan bukti foto, pernyataan, dan kesaksian para pemukim di wilayah pendudukan, menjadi dasar laporan ekstensif yang diterbitkan oleh The Grayzone.
Sebagai buntut dari konfrontasi skala besar di permukiman Envelope dan kibbutzim, komando politik dan militer Israel berusaha menjebak pejuang “Hamas” atas pembunuhan pemukim Israel di wilayah tersebut.
IOF dan para pejabat Israel melakukan kampanye sistematis yang berupaya untuk menjelek-jelekkan Perlawanan Palestina.
Menyamakan Hamas dengan ISIS sembari menunjukkan bukti yang belum diverifikasi mengenai dugaan tindakan tersebut.
Blumenthal memulai artikelnya dengan sebuah pertanyaan penting, “Berapa banyak warga Israel yang dikatakan telah ‘dibakar hidup-hidup’ namun sebenarnya terbunuh oleh tembakan?”
Faktanya, seperti disebutkan dalam laporan tersebut, banyak kesaksian dari warga Israel yang mengkonfirmasi bahwa IOF menyerang orang-orang yang seharusnya mereka lindungi.
Lantaran, takut terhadap pejuang Perlawanan Palestina yang telah mempermalukan rekan-rekan mereka beberapa saat sebelumnya.
Di Kibbutz “Be’eri”, sekitar 4 km dari Jalur Gaza, Tuval Escapa, seorang anggota tim keamanan kibbutz mengatakan bahwa para komandan di lapangan membuat keputusan sulit.
Termasuk menembaki rumah-rumah penghuninya untuk melenyapkan teroris beserta para sandera, seperti dikutip Haaretz.
Keputusan-keputusan seperti itu direplikasi di beberapa pemukiman di wilayah-wilayah konfrontasi.
Laporan itu menjelaskan bahwa keputusan tersebut menunjukkan adanya perintah dari komando tinggi militer untuk menyerang rumah-rumah dan wilayah lain di Israel, bahkan dengan mengorbankan banyak nyawa orang Israel sendiri.
Kesaksian lain seperti kesaksian Yasmin Porat, mengungkapkan bahwa IOF tidak diragukan lagi membunuh banyak pemukim Israel.
Bahkan, ‘melenyapkan’ semua orang tanpa pandang bulu termasuk para sandera. Porat juga menunjuk pada sikap Perlawanan Palestina yang menjunjung tinggi keterlibatan etis, dan mengingatkan bahwa mereka tidak menyalahgunakan adanya mereka.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa Hamas memperlakukan mereka dengan sangat manusiawi dan tidak ada yang memperlakukan mereka dengan kekerasan.
Pengalaman Porat menunjukkan dengan sangat jelas bahwa tujuannya adalah untuk menculik mereka ke Gaza , bukan untuk membunuh.
Diketahui, dampaknya sangat buruk di mana setidaknya 112 warga Be’eri terbunuh. Hal itu ditulis Haaretz mengacu pada perintah untuk menembaki rumah-rumah pemukiman di kibbutz.
Mesin propaganda Israel telah bekerja tanpa henti untuk mengaitkan kematian para pemukim dan anak-anak pada Perlawanan Palestina.
Sebuah kebohongan bahwa Hamas disebut membakar orang hidup-hidup mendapat tanggapan dari para pendukung Israel dan orang Barat.
Menurut laporan Grayzone, ia juga mengungkapkan bahwa helikopter serang Apache dikerahkan di Envelope Gaza selama konfrontasi.
Pemimpin Redaksi situs berita tersebut menyoroti peran rudal api neraka yang diluncurkan dari Apache Israel dalam memperburuk jumlah korban tewas di Israel .
Para pejabat Israel menunjuk pada kasus-kasus tertentu di mana helikopter-helikopter ini secara tidak sadar menargetkan para pemukim, dalam upaya untuk menjebak Perlawanan, dengan mengklaim bahwa mereka telah membakar mayat hidup-hidup.
Mayat-mayat Israel yang hangus, rumah-rumah pemukim yang terbakar, dan kendaraan-kendaraan yang terbakar kemungkinan besar merupakan ulah IOF, menurut laporan tersebut.
Tanda-tanda termasuk tingkat kerusakan yang terjadi di area yang terkena dampak serta pembengkokan bagian luar beberapa mobil membuat teori ini lebih masuk akal, dibandingkan teori yang dikemukakan oleh para propagandis Israel.***