BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dan sudah terkenal pula bahwa Coa-bengcu amat suka kepada orang-orang muda, baik laki-laki maupun perempuan.
Terutama yang tampan-tampan dan yang cantik-cantik, untuk dididik menjadi murid-murid atau seperti dikatakannya sendiri, sebagai anak-anak angkatnya!
Siapakah sebenarnya Coa-bengcu ini? Dia adalah seorang pelarian bekas tokoh Im-yang-kauw yang dahulu berpusat di perbatasan barat dan telah dihancurkan oleh pemerintah.
Biarpun mengadakan perlawanan gigih, para tokoh Im-yang-kauw terbasmi kocar-kacir dan lenyaplah perkumpulan Im-yang-kauw, yang hanya namanya saja perkumpulan yang menentang permerintah pada waktu itu.
Coa Sin Cu adalah seorang tokoh kelas dua dari Im-yang-kauw. Dia berhasil menyelamatkan diri dan lari ke timur, untuk belasan tahun ia menggembleng diri dan berguru kepada orang-orang sakti sehingga kepandaiannya meningkat secara hebat.
Setelah ilmu kepandaiannya meningkat tinggi, Coa Sin Cu mulai dengan gerakannya memimpin rakyat yang tertindas, menentang mereka yang mengandalkan kekuasaan memeras rakyat.
Pengaruhnya makin besar, pengikutnya makin banyak sehingga akhinya terkenallah sebutannya Coa-bengcu sampai ke seluruh pelosok.
Hanya tokoh-tokoh lama saja yang mengenal Coa-bengcu ini sebagai Coa Sin Cu yang dulu menjadi tokoh Im-vang-kauw.
Di tengah dusun yang terletak di pegunungan tak jauh dari pantai Lautan Po-hai, terdapat sebuah bangunan yang tidak mewah, bahkan sederhana, namun kokoh kuat dan besar sekali.
Mempunyai halaman yang armat luas dan yang terkurung dinding tembok tinggi seperti benteng atau asrama pasukan!
Inilah tempat tinggal Coa-bengcu dan di situ pula pada hari itu diadakan keramaian merayakan hari ulang tahun Coa-bengcu.
Tuan rumah Coa-bengcu sendiri, telah berada di ruangan depan menyambut datangnya para utusan atau wakil berbagai partai, juga para tokoh kang-ouw dan liok-lim yang datang sendiri untuk memberi selamat dan sumbangan-sumbangan.
Isteri Bengcu, seorang wanita yang usianya setengah dari usia suaminya, kurang lebih tiga puluh tahun, cantik dan sikapnya gagah pula.
Karena nyonya Bengcu ini pun bukan orang sembarangan melainkan seorang murid Hoasan-pai, duduk di samping suaminya sambil tersenyum-senyum bangga menyaksikan pengaruh suaminya yang menarik datangnya semua orang gagah dari dua golongan itu.
Adapun putera tunggal Coabengcu yang bermama Coa Kiong, seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun, anak tiri nyonya Bengcu.
Yang sudah ditinggal mati ibu kandungnya, sibuk menerima barang-barang sumbangan yang ditumpuk di atas belasan buah meja besar di sudut ruangan.
Tidak kurang dari lima puluh orang utusan pelbagai partai telah hadir dan duduk di atas kursi-kursi yang telah disediakan, menerima hidangan yang dilayani oleh anak-anak buah Coa-bengcu.
Pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang tampan-tampan dan cantik-cantik serta memiliki gerakan vang cekatan sekali.
Biarpun di antara para tamu itu terdapat banyak tokoh liok-lim, golongan bajak, perampok dan orang-orang yang biasa melakukan kejahatan.
Namun mereka tidak berani bersikap kurang ajar terhadap pelayan-pelayan wanita yang cantik-cantik itu karena sermua orang maklum belaka…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader