BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – bahwa pelayan-pelayan itu adalah anak buah atau murid-murid Coa bengcu.
Banyak sekali barang sumbangan yang serba indah, perhiasan-perhiasan emas dan perak, ukiran naga dan burung hong terbuat dari batu-batu kermala, sutera-sutera yang indah sekali warnanya, bahkan ada pula senjata-senjata pusaka yang ampuh.
Akan tetapi semua itu masih belum mengherankan karena ada pula orang-orang yang menyumbangkan benda-benda luar biasa anehnya.
Seorang tamu yang baru tiba, bertubuh tinggi besar dan bercambang bauk, mukanya lebar, berseru dengan suara nyaring,
“Saya Kiang Bu adalah seorang miskin, karena itu selain ucapan selamat kepada Coa-bengeu, tidak dapat menyumbangkan benda berharga kecuali barang hina tak berharga ini. Sudilah Bengcu menerimanya!”
Coa-bengcu memandang orang itu lalu tertawa. “Ha-ha-ha, Tho-te-kong (Malaikat Bumi) sungguh berlaku sungkan sekali. Terima kasih atas ucapan selamat dan sumbangan yang amat berharga, harap menyerahkan sumbangan itu kepada Puteraku.”
Kiang Bu yang berjuluk Tho-tee-kong segera melangkah lebar dan menyerahkan sebuah bungkusan kepada Coa Kiong putera tuan rumah yang menerimanya dan meletakkannya di atas meja.
“Karena sumbanganku ini tidak berharga dan lain daripada yang lain, harap Siauw-enghiong suka membukanya agar semua tamu dapat melihatnya,” kata pula Kiang Bu.
Ketika memandang ayahnya dan melihat ayahnya mengangguk tanda setuju, barulah Coa Kiong berani membuka bungkusan kain itu.
Tiba-tiba wajahnya berubah dan matanya memandang Si Malaikat Bumi dengan marah, juga banyak tamu yang melihat isi bungkusan, mengeluarkan seruan tertahan.
Siapa yang tidak akan menjadi kaget melihat bahwa bungkusan itu terisi sebuah kepala manusia yang masih belepotan darah?
“Apa…. apa maksudmu ini?” Coa Kiong membentak dan tangan kanan pemuda ini sudah meraba gagang pedang, matanya terbelalak memandang kepala orang yang kini terletak di atas meja.
Tiba-tiba Coa-bengcu tertawa girang,“Ha-ha-ha! Barang hina tak berharga itu ternyata merupakan sumbangan yang tak ternilai harganya bagiku.
Terima kasih, Tho-tee-kong. Aku telah mengenal kepala Bhe-ciangkun dan memang sudah lama aku ingin melihat orang kejam dan penindas laknat itu kehilangan kepalanya!
Kiong-ji, suruh pelayan membuang kepala itu dan memberikan kepada anjing-anjing agar digerogoti habis!”
Barulah semua orang termasuk Coa Kiong sendiri, tahu bahwa sumbangan itu benar-benar amat berharga karena Si Malalkat Bumi telah membunuh orang yang dibenci Coa-bengcu!
Perwira She Bhe yang berkuasa di pantai Po-hai memang terkenal ganas dan kejam kekuasaannya seolah-olah melampaui kekuasaan Kaisar sendiri dan dia menjadi raja tanpa mahkota di daerah pantai Po-hai!
Dua orang yang membawa Maya dan Siauw Bwee tiba di tempat itu dan langsung mereka menghadap Coa-bengcu, memberi hormat dan berkata,
“Kami berdua diutus oleh Koksu Kerajaan Yucen untuk menyampaikan…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader